Pemerintah Jepang mengumumkan, Jumat (12/3), bahwa Perdana Menteri Yoshihide Suga akan melakukan perjalanan ke Washington bulan depan untuk pertemuan tatap muka pertamanya dengan Presiden Joe Biden setelah ia dan rombongannya mendapat suntikan vaksin COVID-19
Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan Suga diperkirakan akan menjadi pemimpin asing pertama yang ditemui Biden sejak ia menjabat Januari lalu. Perjalanan tersebut diperkirakan akan berlangsung pada paruh pertama April.
Kato mengatakan kedua pemimpin diperkirakan akan membahas langkah-langkah mengatasi pandemi, perubahan iklim dan masalah-masalah regional lainnya, termasuk Korea Utara.
Pertemuan itu juga kemungkinan akan membicarakan sikap China yang makin agresif di laut China Timur dan Selatan, yang telah menjadi keprihatinan yang berkembang bagi Tokyo dan Washington.
“Kami berharap dapat lebih memperkokoh hubungan bilateral kami termasuk aliansi Jepang-AS dan untuk mengukuhkan kerja sama erat kami dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata Kato. “Ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi kami untuk menunjukkan kepada seluruh dunia mengenai persatuan erat aliansi Jepang-AS dan komitmen AS di kawasan Indo-Pasifik. ''
China telah membangun dan memiliterisasi pulau-pulau buatannya di Laut China Selatan dan menuntut klaimnya atas hampir semua kawasan perairan penting di sana. Jepang menolak klaim China atas Kepulauan Senkaku di Laut China Timur yang dikuasai Jepang, yang disebut Diaoyu di China. Beijing membantah berusaha memperluas wilayahnya dan mengatakan hanya membela hak teritorialnya.
Kato mengatakan para pejabat Jepang saat ini sedang menyelesaikan rincian perjalanan Suga.
Perdana menteri itu dan sekitar 80 hingga 90 staf yang menyertainya akan menerima dua dosis vaksin virus corona sebelum perjalanan ke Washington, kata Kato, sambil mengatakan bahwa Biden dan semua staf Gedung Putih yang akan ditemui merekan telah divaksinasi.
Suga sebelumnya telah melakukan sejumlah pembicaraan online dengan Biden, dan pada Jumat ini akan bergabung dalam pertemuan puncak virtual para pemimpin Australia, India, Jepang dan AS, sebuah kelompok yang dikenal sebagai “Quad'' yang sama-sama mengkhawatirkan kekuatan ekonomi dan militer China yang berkembang. [ab/uh]