Ketidakpastian membuat pihak penyelenggara Olimpiade di Jepang membatalkan program publik apapun untuk menandai tonggak sejarah karena penangguhan Olimpiade di Tokyo ini merupakan yang pertama sejak Perang Dunia Kedua.
Setelah ditangguhkan pada Maret 2020 lalu, Perdana Menteri Yoshihide Suga masih berharap pesta olahraga ini dilangsungkan pada 23 Juli nanti.
“Olimpiade dan Paralimpik pada musim panas di Tokyo nanti akan membuktikan bahwa umat manusia telah berhasil mengatasi virus corona dan kesempatan untuk menunjukkan pada dunia pemulihan pasca gempa bumi dahsyat di Jepang Timur. Dengan tekad untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna mencegah penularan dan mewujudkan turnamen yang akan menunjukkan harapan dan keberanian pada dunia, kami lanjutkan persiapan yang sudah dilakukan,” kata Suga.
Namun demikian, kini kebijakan darurat diberlakukan di Tokyo dan beberapa daerah lain di Jepang karena melonjaknya pandemi virus corona, di mana ada sekitar 4.500 kasus kematian yang dikaitkan dengan Covid-19 ini. Alih-alih menghitung mundur menjelang Olimpiade 23 Juli nanti, yang menjadi fokus perhatian di negara matahari terbit itu justru virus corona dan spekulasi pembatalan pesta olahraga bergengsi itu. Jajak pendapat terbaru menunjukkan 80% warga Jepang ingin agar Olimpiade ditangguhkan atau bahkan ditunda saja. Sisanya, meski ingin Olimpiade jalan terus, tetap khawatir akan dampaknya.
“Delapan puluh persen saya ingin Olimpiade tetap dilangsungkan, tetapi ada 20% perasaan khawatir apa yang akan terjadi pada Jepang jika Olimpiade dibatalkan. Kami sudah melewati begitu banyak hal.”
Shintaro Yamanaka, seorang pebisnis berusia 38 tahun mengatakan, “Kalau pun Jepang mampu meredam virus corona, saya kira dengan situasi saat ini kita tidak dapat menyambut para atlet. Ini harus dibatalkan. Anggaran yang digunakan untuk acara itu sebaiknya digunakan untuk langkah-langkah anti-virus.”
Keputusan final soal apakah Olimpiade ini akan tetap diselenggarakan atau tidak diperkirakan baru akan diumumkan sekitar 25 Maret nanti, yang disebut-sebut sebagai tanggal dimulainya estafet obor dari satu kota ke kota lain. [em/jm]