Dalam lawatan resmi ke Burma selama dua hari, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg menemui pemimpin partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), Aung San Suu Kyi di ibukota Naypyitaw. Seusai pertemuan tersebut, Suu Kyi berharap kunjungan tersebut akan dapat memperkuat hubungan persahabatan Burma-Norwegia.
Sebelumnya, seusai pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso, Sabtu (3/11), pemimpin pro-demokrasi itu menyatakan tidak akan menggunakan dukungan moral untuk kedua pihak yang bertikai di negara bagian Rakhine, wilayah barat negeri itu.
Kerusuhan sektarian di Rakhine sudah mengakibatkan ratusan jiwa melayang dan lebih dari 100.000 orang kehilangan tempat tinggal sejak dua kerusuhan besar kembali pecah Juni lalu.
Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian, mengakui kelompok penganut Budha dan kelompok Muslim kecewa dengan keputusannya untuk tidak memihak dalam kasus ini.
Suu Kyi menambahkan hukum harus kembali ditegakkan di Rakhine sebelum upaya memecahkan masalah dilakukan.
Pemerintah Burma tidak mengakui keberadaan suku Rohingya yang berjumlah sekitar 800.000 orang. Sementara banyak warga Burma menganggap suku Rohingya adalah imigran ilegal dari Bangladesh.
Para aktivis kemanusiaan mengatakan suku Rohingya mendapatkan perlakuan diskriminasi yang sangat hebat sehingga semakin membuat mereka terkucil.
Sebelumnya, seusai pertemuan dengan Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barosso, Sabtu (3/11), pemimpin pro-demokrasi itu menyatakan tidak akan menggunakan dukungan moral untuk kedua pihak yang bertikai di negara bagian Rakhine, wilayah barat negeri itu.
Kerusuhan sektarian di Rakhine sudah mengakibatkan ratusan jiwa melayang dan lebih dari 100.000 orang kehilangan tempat tinggal sejak dua kerusuhan besar kembali pecah Juni lalu.
Suu Kyi, pemenang Nobel Perdamaian, mengakui kelompok penganut Budha dan kelompok Muslim kecewa dengan keputusannya untuk tidak memihak dalam kasus ini.
Suu Kyi menambahkan hukum harus kembali ditegakkan di Rakhine sebelum upaya memecahkan masalah dilakukan.
Pemerintah Burma tidak mengakui keberadaan suku Rohingya yang berjumlah sekitar 800.000 orang. Sementara banyak warga Burma menganggap suku Rohingya adalah imigran ilegal dari Bangladesh.
Para aktivis kemanusiaan mengatakan suku Rohingya mendapatkan perlakuan diskriminasi yang sangat hebat sehingga semakin membuat mereka terkucil.