Banjir dahsyat di Pakistan akan memperlamban pertumbuhan ekonomi dan mengakibatkan kenaikan inflasi dan hilangnya lapangan pekerjaan secara besar-besaran serta masalah sosial yang gawat.
Demikian menurut Perdana Menteri Pakistan, Yousuf Raza Gillani dalam pidatonya kepada kabinet pada hari Rabu. Ia mengatakan bencana tersebut telah menyebabkan kerugian 43 milyar dolar. Gillani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun dari kira-kira 4,5 persen menjadi 2,5 persen dan bahwa inflasi kemungkinan akan mencapai15 hingga 20 persen tahun depan.
Banjir yang sudah melanda lebih sebulan akibat musim hujan, telah menewaskan kira-kira 1.600 orang dan menyengsarakan hampir 20 juta lainnya. Banjir dahsyat ini menggenangi seperlima wilayah Pakistan, termasuk sepertiga dari lahan pertanian.
Pada hari Rabu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menyerukan tambahan dana internasional untuk menyelamatkan musim bertanam gandum dalam waktu dekat di Pakistan. Badan PBB tersebut mengatakan bila tanaman gandum tidak diselamatkan, keamanan pangan jutaan orang akan terancam.