Partai Perdana Mentri Sri Lanka yang telah digulingkan menyerukan kepada Facebook untuk menjaga identitas pendukungnya di platform media sosial itu, karena khawatir jika ada informasi yang dibagikan kepada pemerintah baru – yang dinilai ilegal – akan memicu aksi kekerasan terhadap para pendukung yang menggunakan Facebook.
Dalam sebuah surat kepada Kepala Facebook Mark Zuckerberg, Partai Nasional Bersatu Sri Lanka mengatakan informasi semacam itu dapat digunakan untuk melakukan tindakan “dengan cara-cara yang dilarang hukum” terhadap para pendukungnya.
Juru bicara partai itu, Piyasena Dissanayaka, hari Minggu (18/11) mengatakan Facebook telah memblokir halaman resmi partainya menjelang pawai hari Kamis (15/11), tetapi memulihkan kembali pada hari Sabtu (17/11).
“Pejabat-pejabat pemerintah ilegal yang saat ini berkuasa sangat mungkin meminta Facebook untuk memberikan informasi tentang sejumlah warga Sri Lanka yang menggunakan Facebook, yang seharusnya merupakan informasi pribai,” demikian surat tersebut. “Penting untuk melindungi informasi-informasi penting tersebut karena pemerintah ilegal yang saat ini berkuasa kemungkinan besar akan menggunakan informasi tersebut.”
Dissanayaka mengatakan Facebook belum menanggapi suratnya.
Pejabat-pejabat Facebook juga belum memberi jawaban atas permintaan komentar yang disampaikan Associated Press. [em]