Tautan-tautan Akses

PM Taiwan Janji Segera Tindak Masuknya Warga China secara Ilegal


Seorang pria berdiri di depan feri lintas selat di Pulau Pingtan, Fujian, tenggara sebagai ilustrasi. (Foto: AFP)
Seorang pria berdiri di depan feri lintas selat di Pulau Pingtan, Fujian, tenggara sebagai ilustrasi. (Foto: AFP)

Perdana Menteri Taiwan Cho Jung-tai pada Senin (16/9) menegaskan bahwa pemerintah akan segera mengevaluasi kembali insiden di mana warga negara China secara ilegal memasuki pulau yang dikelola secara otonom tersebut dengan menggunakan perahu. Ia juga berjanji untuk memperkuat keamanan negara itu.

Komentar Cho Jung-tai muncul setelah seorang pria China ditemukan di perahu karet di perairan dekat utara Kota Taipei Baru pada Sabtu. Insiden serupa juga terjadi pada Juni.

"Kami telah mengevaluasi beberapa kasus sebelumnya, dan insiden ini mungkin mendorong kami untuk mempercepat tindakan," ujar Cho kepada wartawan.

Perdana Menteri Taiwan yang baru dilantik Cho Jung-tai berbicara dalam konferensi pers di Taipei pada 10 April 2024. (Foto: AFP)
Perdana Menteri Taiwan yang baru dilantik Cho Jung-tai berbicara dalam konferensi pers di Taipei pada 10 April 2024. (Foto: AFP)

"Saya memastikan bahwa menjaga keamanan nasional adalah tanggung jawab pemerintah yang tidak bisa dinegosiasikan. Kami harus segera meninjau kembali insiden-insiden ini dan membuat persiapan yang sesuai."

Garda pantai mengungkapkan bahwa pada Sabtu dini hari, mereka mendapat informasi dari pemadam kebakaran New Taipei tentang keberadaan seorang pria yang terlihat dekat muara Sungai Houkeng, sekitar 100 meter dari pantai.

Personel garda pantai menarik warga negara China itu ke darat dan melarikannya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena mengalami dehidrasi parah.

Menurut garda pantai, pria tersebut, yang mengaku "memiliki utang di China dan ingin memulai hidup baru di Taiwan," kemudian ditahan setelah berusaha memasuki pulau itu tanpa izin.

China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari wilayahnya. Seiring dengan klaim itu, Beijing dalam beberapa tahun terakhir terus meningkatkan tekanan militer serta politik terhadap pulau tersebut.

Bulan lalu, jaksa penuntut Taiwan mendakwa seorang mantan kapten Angkatan Laut China yang ditangkap karena memasuki Taiwan secara ilegal dengan perahu. Namun, mereka menyatakan bahwa tindakan tersebut "tidak melibatkan aspek militer atau keamanan nasional."

Ia ditangkap oleh garda pantai pada Juni setelah kapalnya bertabrakan dengan kapal lain di Sungai Tamsui, yang mengalir dari ibu kota Taipei ke pantai utara pulau tersebut.

Otoritas mengatakan ia adalah salah satu dari 18 pembelot dari China yang terlihat selama sekitar satu tahun terakhir.

Mereka semua mengaku mengagumi "cara hidup demokratis" Taiwan, kata pihak berwenang. Namun, mereka juga memperingatkan bahwa insiden tersebut mungkin merupakan bagian dari upaya China untuk menguji seberapa kuat pertahanan Taiwan. [ah/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG