Berbagai laporan mengindikasikan bahwa Perdana Menteri tersingkir Thailand Yingluck Shinawatra telah ditahan oleh kubu militer negara tersebut. Memenuhi panggilan, Yingluck dan para tokoh lainnya tiba di sebuah sarana militer di Bangkok hari Jumat.
Penjabat perdana menteri, Niwattumrong Boosongpaisan, termasuk di antara para pejabat yang dipanggil militer. Sebelum kudeta, ia bertanggung jawab memimpin Thailand sebagai penjabat perdana menteri, setelah sebuah pengadilan memerintahkan Yingluck untuk mengundurkan diri.
Kantor berita Reuters, mengutip seorang perwira militer senior Thailand, melaporkan bahwa Yingluck ditahan “hingga satu pekan.”
Militer Thailand telah melarang Yingluck dan lebih dari 150 tokoh politik lainnya meninggalkan Thailand tanpa izin.
Badan-badan penyiaran di Thailand memulai kembali operasi mereka secara normal Jumat malam.
Kudeta hari Kamis berlangsung tanpa pertumpahan darah, tanpa kekerasan, meskipun para pemimpin militer juga memerintahkan larangan keluar rumah yang berlaku secara nasional dan membekukan konstitusi.
Jenderal Prayuth Chan-Ocha mengatakan para pemimpin kudeta ingin memulihkan ketertiban masyarakat dan mendorong reformasi politik.
Thailand selama enam bulan ini dilanda pertikaian politik dan kadang-kadang demonstrasi dengan kekerasan.
Duta Besar Amerika untuk Thailand Kristie Kenney mengatakan kepada VOA hari Jumat bahwa Washington prihatin mengenai situasi hak asasi di negara itu.
Reaksi awal mengenai pergolakan di Bangkok dari Amerika Serikat dan pemerintah negara-negara Barat lainnya adalah menyerukan segera dipulihkannya pemerintahan sipil dan mengritik campur tangan militer yang disebut tidak perlu.
Penjabat perdana menteri, Niwattumrong Boosongpaisan, termasuk di antara para pejabat yang dipanggil militer. Sebelum kudeta, ia bertanggung jawab memimpin Thailand sebagai penjabat perdana menteri, setelah sebuah pengadilan memerintahkan Yingluck untuk mengundurkan diri.
Kantor berita Reuters, mengutip seorang perwira militer senior Thailand, melaporkan bahwa Yingluck ditahan “hingga satu pekan.”
Militer Thailand telah melarang Yingluck dan lebih dari 150 tokoh politik lainnya meninggalkan Thailand tanpa izin.
Badan-badan penyiaran di Thailand memulai kembali operasi mereka secara normal Jumat malam.
Kudeta hari Kamis berlangsung tanpa pertumpahan darah, tanpa kekerasan, meskipun para pemimpin militer juga memerintahkan larangan keluar rumah yang berlaku secara nasional dan membekukan konstitusi.
Jenderal Prayuth Chan-Ocha mengatakan para pemimpin kudeta ingin memulihkan ketertiban masyarakat dan mendorong reformasi politik.
Thailand selama enam bulan ini dilanda pertikaian politik dan kadang-kadang demonstrasi dengan kekerasan.
Duta Besar Amerika untuk Thailand Kristie Kenney mengatakan kepada VOA hari Jumat bahwa Washington prihatin mengenai situasi hak asasi di negara itu.
Reaksi awal mengenai pergolakan di Bangkok dari Amerika Serikat dan pemerintah negara-negara Barat lainnya adalah menyerukan segera dipulihkannya pemerintahan sipil dan mengritik campur tangan militer yang disebut tidak perlu.