Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra hari Senin (31/3) berbicara dengan Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC), yang telah menuduhnya melalaikan tugas dalam kasus yang dapat menyebabkan jabatannya dicopot.
Anggota NACC Prasart Pongsivapai mengatakan kepada wartawan sesudah pertemuan itu bahwa perdana menteri menyerahkan dokumen-dokumen dan memberikan pernyataan singkat dalam pembelaannya.
Katanya, Yingluck juga meminta komisi itu untuk memanggil 10 saksi lagi dan memperpanjang batas waktu untuk pengacaranya untuk mengajukan lebih banyak bukti.
Dalam dua tahun terakhir, pemerintah Thailand telah menyalurkan lebih dari $ 20 miliar untuk petani dan pabrik sebagai bagian dari sebuah program yang membayar petani padi 50 persen di atas harga dunia.
Namun para analis mengatakan rencana tersebut telah diwarnai tuduhan korupsi dan dugaan perjanjian palsu dari pemerintah-ke-pemerintah yang gagal terwujud.
Anggota NACC Prasart Pongsivapai mengatakan kepada wartawan sesudah pertemuan itu bahwa perdana menteri menyerahkan dokumen-dokumen dan memberikan pernyataan singkat dalam pembelaannya.
Katanya, Yingluck juga meminta komisi itu untuk memanggil 10 saksi lagi dan memperpanjang batas waktu untuk pengacaranya untuk mengajukan lebih banyak bukti.
Dalam dua tahun terakhir, pemerintah Thailand telah menyalurkan lebih dari $ 20 miliar untuk petani dan pabrik sebagai bagian dari sebuah program yang membayar petani padi 50 persen di atas harga dunia.
Namun para analis mengatakan rencana tersebut telah diwarnai tuduhan korupsi dan dugaan perjanjian palsu dari pemerintah-ke-pemerintah yang gagal terwujud.