Polisi Hong Kong, Senin (15/12), membongkar semua barikade dan melipat tenda-tenda di lokasi terakhir kamp demonstran, mengakhiri gelombang protes yang menuntut demokrasi selama dua setengah bulan ini.
Demonstran dalam jumlah kecil di kawasan Causeway Bay itu berseru “kami akan kembali” dan menuntut pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying agar mengundurkan diri.
Minggu ini, pihak berwenang juga menutup pusat kamp demonstran di distrik finansial Hong Kong dan menangkap 249 orang yang menolak untuk meninggalkan lokasi itu.
Gelombang protes yang dipimpin mahasiswa itu menuntut pemilihan langsung di kawasan semi-otonomi China itu dalam pemilu 2017. Namun China tetap berkeras semua calon harus terlebih dulu disaring pemerintah.
Meski gagal, banyak pihak mengatakan gerakan itu memicu kesadaran politik yang lebih luas di antara warga Hong Kong terutama kaum muda. Para tokoh demonstran bertekad untuk terus menuntut demokrasi sepenuhnya lewat cara-cara lain.