Puluhan aktivis Hong Kong hari Kamis (11/12) ditangkap polisi sambil meneriakkan slogan-slogan dan berjanji akan kembali berdemonstrasi, sementara pihak berwenang mulai membongkar sisa-sisa barikade dan tenda dari tempat protes pro-demokrasi.
Bersama sejumlah aktivis veteran dan legislator pro-demokrasi, para demonstran itu tidak melawan ketika polisi membersihkan kamp protes dekat kompleks pemerintah yang menjadi pusat demonstrasi dalam 75 hari ini. Tidak jelas berapa jumlah aktivis yang ditahan polisi.
Beberapa pengunjukrasa sempat menitikkan airmata. Ada pula yang membawa spanduk bertuliskan “Kami akan kembali.” Pada aksi puncaknya, gerakan protes yang disebut “Occupy” itu, sempat menarik puluhan ribu demonstran, tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemerintahan Beijing atas Hong Kong.
Pembongkaran itu dilakukan berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi Hong Kong untuk membuka kembali arus lalulintas di distrik Admiralty. Langkah serupa akan diberlakukan segera di kamp demonstran lain di Causeway Bay.
Pada puncaknya, gerakan protes Occupy itu sempat diikuti puluhan ribu demonstran. Ini adalah gerakan terbesar sejauh ini menentang kekuasaan China di Hong Kong.
Bekas jajahan Inggris, Hong Kong dikembalikan ke China tahun 1997 dengan status semi-otonomi. Para demonstran itu menuntut pemilu langsung di Hong Kong tahun 2017, tetapi China menetapkan semua calon harus disetujui pemerintah China.