Demonstran Israel dan polisi bentrok dengan warga Palestina hari Minggu (17/5) di Yerusalem Timur yang diduduki Israel, saat ribuan warga Yahudi berpawai di seluruh kota itu, memperingati 48 tahun pendudukan Israel.
Polisi memperkirakan sekitar 30 ribu warga Israel berpawai melalui Kota Tua, yang terutama dihuni warga Muslim, menuju Dinding Barat untuk memperingati direbutnya kota Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967 pasca Perang Enam Hari. Beberapa polisi dilaporkan luka-luka dan sedikitnya enam warga Palestina ditangkap dalam konfrontasi itu.
Demonstran Yahudi menari dan meneriakkan kata-kata “Jayalah Israel”, meskipun sekelompok kecil warga Palestina melambai-lambaikan bendera Palestina sambil meneriakkan kata-kata “kami akan membebaskan Palestina”.
Aneksasi Israel terhadap Yerusalem Timur tidak pernah diakui secara internasional. Tetapi Israel menilai seluruh wilayah Yerusalem, termasuk Kota Tua, adalah ibukota abadi Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak kompromi apapun atas isu itu.
Warga Palestina yang mencapai lebih dari 30 persen total penduduk di kota itu ingin agar wilayah timur itu menjadi ibukota negara mereka kelak, dan menentang keras upaya Israel untuk mempertahankan atau memperluas kontrol atas wilayah itu.
Pawai tahunan itu berlangsung untuk memicu kontroversi di dalam Israel, dimana kelompok nasionalis dan para pendukungnya telah bertekad agar kota itu tidak pernah terpecah lagi.
Hari Minggu Ketua Partai Meretz yang beraliran kiri, Zehava Gal-On, lewat Facebook-nya mengutuk pawai sambil melambai-lambaikan bendera itu dan menyebut hal itu sebagai “tindakan kekerasan dan rasis yang memprovokasi warga Arab."