Banyak orang menghadiri acara kebaktian pada Kamis malam di San Bernardino untuk mengenang para korban, termasuk 21 orang yang terluka, dalam insiden yang berlangsung hari Rabu di sebuah pusat layanan sosial untuk orang cacat.
Pendeta Joshua Beckley dari Ecclesia Christian Fellowship termasuk salah seorang di antara mereka.
"Kami mungkin terguncang. Kami mungkin tidak mengerti mengapa. Kami mungkin sedikit bingung. Tapi kami tidak akan putus harapan," katanya.
Polisi menunjukkan sejumlah amunisi dan senjata api yang ditemukan dari kendaraan milik pasangan suami-istri tersebut setelah mereka tewas dalam baku tembak dengan polisi. Polisi mengatakan 1600 peluru ditemukan bersama kedua tersangka dan di dalam mobil yang mereka gunakan sementara sekitar 5000 peluru lagi dan 12 bom pipa serta bahan-bahan pembuat bom disita dari rumah pasangan itu.
Serangan pada pesta Natal itu mengguncang masyarakat. Letnan Mike Maddan, salah seorang polisi San Bernardino yang datang pertama kali ke lokasi kejadian menggambarkan situasi setelah serangan itu.
"Sulit diungkapkan, pembantaian begitu banyak orang, jumlah orang yang terluka dan yang sudah tewas, dan kepanikan yang tampak pada wajah orang-orang yang perlu diselamatkan," katanya.
Polisi mengatakan, serangan itu direncanakan, tapi mereka masih berusaha menyelidiki mengapa serangan itu dilakukan.
Kedua tersangka, Syed Rizwan Farook dan istrinya, Tasfeen Malik, tewas dalam baku tembak dengan polisi setelah terjadi baku tembak dengan polisi yang mengejar mereka.
Pertanyaan terbesar bagi para penyelidik adalah mengapa pasangan itu melakukan apa yang mereka lakukan. Farook adalah pegawai pemerintah kelahiran Chicago yang bertugas sebagai pengawas kesehatan. Istrinya dari Pakistan dan datang di Amerika dengan visa tunangan. Mereka diketahui tidak memiliki catatan kejahatan dan tidak masuk dalam daftar orang yang wajib dipantau.
Presiden Barack Obama, polisi dan FBI menolak untuk memastikan bahwa penembakan membabi buta itu bukan aksi terorisme. Namun Asisten Direktur FBI cabang Los Angeles, David Bowdich, mengatakan, serangan itu jelas direncanakan.
Ia mengatakan, jelas ada misi dalam serangan itu, namun tidak diketahui mengapa itu dilakukan dan apakah pusat pelatihan orang cacat itu memang sasaran yang dimaksud. Ia juga mengatakan tidak tahu apa yang memicu pasangan itu untuk melakukannya dengan segera. Bowdich mengatakan, FBI telah menyita sejumlah peralatan digital milik pasangan itu sebagai bukti.
Polisi mengatakan, Farook berada di pesta itu, kemudian pergi, dan kembali dengan istrinya. Keduanya, yang datang dengan berpakaian tempur, bersenjatakan senapan laras panjang dan senjata genggam. [ab/lt]