Polisi Thailand di ibukota, Bangkok, telah menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang telah meningkatkan upaya menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Koresponden VOA Steve Herman melaporkan dari antara kerumunan massa hari Minggu di blog Twitter-nya bahwa polisi menembakkan gas air mata pada demonstran di sebuah jembatan dekat Graha Pemerintah, dan demonstran membalas dengan melemparkan kembali selongsong gas air mata ke arah polisi. Para demonstran bergegas menerobos barikade tapi segera diusir oleh polisi.
Gas air mata juga ditembakkan di dekat markas polisi metropolitan Bangkok, beberapa kilometer dari TKP pertama, di mana para demonstran juga berkumpul.
Ketegangan meningkat dan keamanan diperketat setelah sedikitnya dua orang tewas dan sekitar 45 lainnya terluka dalam kekerasan politik semalam.
Hari Minggu polisi mengatakan suara tembakan terdengar Sabtu malam ketika demonstran anti-pemerintah menyerang orang-orang yang menuju ke rapat umum di sebuah stadion olahraga untuk mendukung Perdana Menteri Yingluck. Tidak jelas siapa yang melepaskan tembakan-tembakan tersebut.
Pemimpin oposisi menyebut hari Minggu “hari kemenangan” mereka dan bertekad untuk mengambil alih setiap kementerian sampai Perdana Menteri Yingluck mengundurkan diri.
Lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berkumpul di Bangkok hari Sabtu sebagai bagian dari demonstrasi dramatis selama sepekan . Demonstran berusaha memaksa masuk ke kantor-kantor komunikasi milik pemerintah, dan menyerang sebuah bus dan kendaraan-kendaraan lainnya.
Menanggapi kerusuhan itu, Perdana Menteri Yingluck hari Sabtu mengatakan ia bersedia berbicara dengan demonstran dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya .
Para pemimpin gerakan anti-pemerintah menolak tawaran itu, dan mengatakan pemerintah tidak tulus untuk bernegosiasi .
Koresponden VOA Steve Herman melaporkan dari antara kerumunan massa hari Minggu di blog Twitter-nya bahwa polisi menembakkan gas air mata pada demonstran di sebuah jembatan dekat Graha Pemerintah, dan demonstran membalas dengan melemparkan kembali selongsong gas air mata ke arah polisi. Para demonstran bergegas menerobos barikade tapi segera diusir oleh polisi.
Gas air mata juga ditembakkan di dekat markas polisi metropolitan Bangkok, beberapa kilometer dari TKP pertama, di mana para demonstran juga berkumpul.
Ketegangan meningkat dan keamanan diperketat setelah sedikitnya dua orang tewas dan sekitar 45 lainnya terluka dalam kekerasan politik semalam.
Hari Minggu polisi mengatakan suara tembakan terdengar Sabtu malam ketika demonstran anti-pemerintah menyerang orang-orang yang menuju ke rapat umum di sebuah stadion olahraga untuk mendukung Perdana Menteri Yingluck. Tidak jelas siapa yang melepaskan tembakan-tembakan tersebut.
Pemimpin oposisi menyebut hari Minggu “hari kemenangan” mereka dan bertekad untuk mengambil alih setiap kementerian sampai Perdana Menteri Yingluck mengundurkan diri.
Lebih dari 1.000 pengunjuk rasa berkumpul di Bangkok hari Sabtu sebagai bagian dari demonstrasi dramatis selama sepekan . Demonstran berusaha memaksa masuk ke kantor-kantor komunikasi milik pemerintah, dan menyerang sebuah bus dan kendaraan-kendaraan lainnya.
Menanggapi kerusuhan itu, Perdana Menteri Yingluck hari Sabtu mengatakan ia bersedia berbicara dengan demonstran dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya .
Para pemimpin gerakan anti-pemerintah menolak tawaran itu, dan mengatakan pemerintah tidak tulus untuk bernegosiasi .