Setelah penyergapaan teroris di Cikampek dan Cawang pada hari Rabu, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Mabes Polri kembali melakukan penggrebekan terhadap teroris. Kali ini sasaran tim Densus 88 berada di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukohardjo, Jawa Tengah pada hari Kamis.
Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Zainuri Lubis menjelaskan dalam penggrebekan tersebut, Densus 88 Anti-Teror berhasil menangkap tiga tersangka teroris dan menemukan senjata laras panjang M-16, sejumlah amunisi, pistol revolver, rompi anti-peluru serta sangkur. Mereka diduga menjadi bagian jaringan teroris yang terkait pelatihan militer di Aceh.
Kelompok teroris tersebut, kata Zainuri Lubis, berencana akan mengirimkan senjata ke Jakarta namun belum diketahui akan dikirim ke siapa dan untuk apa. Menurut Zainuri, pihaknya hingga saat ini belum menerima identitas dari ketiga teroris yang ditangkap di Sukohardjo, Jawa Tengah tersebut. Menurut rencana, ketiga tersangka akan dibawa ke Jakarta pada hari Kamis ini.
Penggerebekan di Sukohardjo itu merupakan hasil pengembangan dari penangkapan teroris sebelumnya. "(Ini) berkaitan dengan latihan militer oleh sekelompok teroris awal tahun ini di wilayah Janto, wilayah Aceh Besar, Banda Aceh. Mereka itu sebetulnya sebagai kelompok yang mempersiapkan, merencanakan baik orang dan amunisinya," jelas Zainuri.
Pekan lalu, Densus 88 Anti-Teror juga berhasil menangkap 16 orang yang diduga teroris yang terlibat dalam jaringan teroris di Aceh. 13 orang ditangkap di Jakarta dan tiga di Bekasi, Jawa Barat.
Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat agar memberikan informasi apabilla ada orang yang mencurigakan di wilayah mereka. Menurut Zainuri, "Dari awal semua orang yang menyewa di rumah kontrakan khususnya kasus-kasus teroris, tingkah lakunya agak mencurigakan, tidak jelas apa pekerjaannya. Untuk itu dimohon warga partisipasi untuk melakukan kontrol."
Wakil Ketua Komisi Fatwa dan Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Ibrahim menyerukan kepada pemuda Indonesia untuk tidak terpancing oleh ajakan jihad dalam arti sesat yang dilakukan oleh para teroris. Jihad dengan melakukan pengeboman adalah tidak benar karena Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.
"Pemuda-pemuda jangan cepat-cepat terpancing oleh ajakan-ajakan yang akan membuat timbulnya rasa tidak aman dalam masyarakat," minta Anwar.
Menurut Anwar, MUI akan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat di seluruh penjuru Indonesia terkait arti jihad yang sebenarnya sehingga masyarakat tidak akan mudah terpancing oleh ajakan teroris itu.