Para pejabat New Delhi telah memerintahkan agar kegiatan konstruksi dihentikan selama dua hari untuk mengurangi polusi yang menyesakkan dan membuat kota itu diselimuti kabut asap dan debu, Associated Press melaporkan.
Dewan Pengendali Polusi Pusat pemerintah India menilai kualitas udara New Delhi pada Jumat (15/6/2018) sudah “parah”, kategori terburuk, untuk hari ke-empat berturut-turut.
Kadar PM2,5, partikel sangat kecil yang dapat menyumbat paru-paru, melampaui angka 170 di New Delhi pada Jumat pagi. Angka tersebut lebih dari enam kali lebih tinggi daripada kadar ambang aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Perintah untuk menghentikan konstruksi, yang dikeluarkan Kamis (14/6/2018) malam, muncul di tengah-tengah tiupan angin selama berhari-hari yang membawa kotoran dan debu di berbagai penjuru India Utara, sehingga menimbulkan lonjakan polusi di berbagai kota dan memaksa puluhan penerbangan dibatalkan.
Kota itu juga berupaya menurunkan kadar kotoran di udara dengan memercikkan air di banyak permukiman.
“Ini merupakan fenomena mengejutkan yang terjadi sekarang ini,” kata said Anumita Roy Chowdhury, direktur eksekutif Pusat Sains dan Lingkungan Hidup yang berbasis di New Delhi. “Kalau Anda melihat citra satelit sekarang ini, Anda akan melihat gambar pusaran debu yang seperti menyelimuti seluruh kawasan.”
”Sewaktu debu memasuki perkotaan, pusarannya membawa seluruh bahan beracun yang berasal dari kendaraan, industri, pembangkit listrik. Ini menjadi debu beracun dan inilah yang kita hirup sekarang ini,” ujarnya.
Pemerintah New Delhi telah melakukan berbagai upaya yang terpencar-pencar dalam beberapa tahun belakangan ini untuk mengendalikan polusi udara yang memburuk, termasuk menetapkan standar emisi yang lebih ketat bagi kendaraan dan memungut pajak dari truk-truk berbahan bakar diesel yang memasuki kota itu. Tetapi para pakar menyatakan sedikit sekali yang dicapai tanpa upaya nasional secara terpadu, dan polusi semakin bertambah buruk. [uh]