Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, hari Selasa (20/1), mengajukan calon-calon menteri kabinetnya ke majelis rendah parlemen atau Wolesi Jirga, untuk disetujui.
Langkah itu dilakukan hampir empat bulan setelah Ghani terpilih, karena perundingan yang berkepanjangan dengan pesaingnya, yang kemudian menjadi mitra koalisi, Abdullah Abdullah, dalam menyusun daftar kabinet tersebut.
Dalam persetujuan yang ditengahi AS, menyusul sebuah pemilu presiden yang diperselisihkan, Abdullah menjabat sebagai pejabat pelaksana apa yang disebut Pemerintahan Persatuan Nasional yang dipimpin Presiden Ghani.
Sebelum menunjukkan daftar ke-27 kandidat, yang mencakup tiga perempuan itu, pemimpin Afghanistan tersebut menyampaikan pidato di depan parlemen dan menggaris bawahi berbagai tantangan yang dihadapi Afghanistan, termasuk: keamanan, finansial, ekonomi dan kemiskinan.
Ghani menandaskan, persetujuan keamanan yang ditandatangani dengan AS dan NATO telah membantu pemerintahannya. Presiden Ghani mengatakan bahwa dia berupaya sedapat mungkin menyusun kabinet yang dapat diterima semua pihak, yang akhirnya bertanggung jawab kepada rakyat banyak dan Wolesi Jirga.