Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa bertemu dengan para pejabat senior Kongres Nasional Afrika (ANC), Kamis (6/6) untuk memutuskan bagaimana cara membentuk pemerintahan setelah partai tersebut kehilangan cengkeraman kekuasaannya selama 30 tahun dan menimbulkan kebuntuan politik pascapemilu.
Komite Eksekutif Nasional (NEC) partai tersebut mengadakan pertemuan di Johannesburg untuk mengatasi perpecahan di dalam jajaran partai mengenai arah mana yang harus diambil. ANC kehilangan mayoritas yang telah lama dipegangnya dalam pemilu pekan lalu, namun tetap menjadi partai terbesar, dan kini memerlukan semacam kesepakatan dengan pihak lain untuk menjalankan negara paling maju di Afrika itu.
ANC telah mengindikasikan bahwa mereka condong ke arah pemerintahan persatuan nasional yang akan menyatukan banyak partai politik dalam sebuah kesepakatan yang luas, daripada berkoalisi langsung dengan oposisi utama, Aliansi Demokratik, atau DA.
“Kami ingin mengajak semua orang untuk bergabung,” kata Sekretaris Jenderal ANC Fikile Mbalula sebelum pertemuan hari Kamis, yang kemungkinan akan berlangsung sepanjang hari. Mbalula mengatakan pemerintahan persatuan nasional sedang diusulkan NEC untuk diputuskan, namun ia memperkirakan akan ada perdebatan dan ketidaksepakatan.
ANC adalah partai yang pernah dipimpin oleh Nelson Mandela dan membebaskan Afrika Selatan dari sistem apartheid yang didominasi minoritas kulit putih dengan memenangkan pemilu pertama yang bersejarah di negara itu untuk semua ras pada tahun 1994. Dukungan terhadap partai ini mengalami penurunan secara bertahap selama 20 tahun terakhir. ketika Afrika Selatan berjuang melawan tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan.
NEC yang mencakup lebih dari 80 pejabat tinggi ANC diharapkan menjadi badan yang memutuskan arah mana yang akan diambil.
Tidak ada jaminan bahwa semua partai lain akan menerima gagasan pemerintahan persatuan nasional, bahkan ketika para pemimpin politik Afrika Selatan berada di bawah tekanan untuk memutuskan masa depan karena Parlemen yang baru terpilih harus duduk untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Juni, dengan salah satu prioritas pertamanya adalah memilih presiden.
Presiden Afrika Selatan sedang mengupayakan masa jabatan kedua, dan kesepakatan yang diupayakan juga akan menentukan apakah Ramaphosa terpilih kembali. Pemilu di Afrika Selatan menentukan berapa banyak kursi yang diperoleh masing-masing partai di Parlemen dan anggota parlemen kemudian memilih presiden. Karena ANC hanya meraih 40 persen suara dan kehilangan mayoritas di parlemen untuk pertama kalinya, ANC memerlukan pihak lain untuk bergabung guna memilih kembali Ramaphosa untuk masa jabatan terakhirnya.
Koalisi antara ANC dan DA yang berhaluan tengah disebut-sebut sebagai opsi yang paling mungkin untuk memerintah bersama di Afrika Selatan karena keduanya akan memegang mayoritas setelah DA memenangkan perolehan suara terbesar kedua dengan 21%.
Namun hal ini mendapat perlawanan dari struktur akar rumput ANC serta beberapa sekutu politiknya, seperti kongres serikat pekerja di Afrika Selatan.
DA juga bisa saja menentang perjanjian luas yang melibatkan banyak partai politik karena DA bersikeras bahwa mereka tidak akan pernah bekerja sama dengan dua partai tersebut – Partai MK yang populis yang dipimpin oleh mantan Presiden Jacob Zuma dan kelompok sayap kiri Pejuang Kemerdekaan Ekonomi. Mereka meraih perolehan suara terbesar ketiga dan keempat. [ab/uh]
Forum