JAKARTA —
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Kalpataru dan Adipura kepada sejumlah daerah dan pemelihara lingkungan hidup.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya di Istana Negara Jakarta Senin (10/6) mengatakan penghargaan Kalpataru merupakan penghargaaan kepada individu, kelompok dan pemerintah daerah yang telah berprestasi di bidang lingkungan hidup.
Penghargaan Kalpataru diberikan untuk beberapa kategori, ujarnya. Kategori perintis lingkungan diberikan kepada lima individu, yaitu Suratimin asal Desa Semoyo, Yogyakarta; Nazirudin dari Nagari Malintang, Sumatera Barat; H Chareudin dari Lebak Bulus, Jakarta; Syahdan asal kampung Sentosa Barat, Sumatera Utara; dan Herman Malolende dari dusun II, desa Walia Ate, Nusa Tenggara Timur.
Untuk Kategori Pengabdi Lingkungan diberikan kepada Darpius Indra asal desa Kenagarian Cerocok Anau Ampang Pulai, Sumatera Barat; Koderi dari desa Kebonsari, Jawa Timur; dan Sofia Seven dari desa Rejosari, Riau.
Untuk kategori Penyelamat Lingkungan, lanjut Balthasar, diberikan kepada Kelompok Penyelamat Penyu 'Mabes Desobis' dari kampung Aisau Papua; Kelompok Tani Usaha Bina Usaha Maju II dari dusun Bendrong, Jawa Timur; PT Krakatau Tirta Industri dari desa Kebonsari, Banten; Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ECOTON dari desa Bambe, Jawa Timur; dan Kelompok Tim Relokasi Kawasan Permukiman Atas Air dari Marga Sari, Kalimantan Timur.
Sementara itu, untuk kategori Pembina Lingkungan, penghargaan diberikan kepada Amran Nur dari kota Sawahlunto, Sumatera Barat; Vincensius Nurak dari desa Kefa Selatan, Nusa Tenggara Timur; dan Efi Saefudin dari desa Menes, Banten.
“Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penghargaan kepada sekolah berbudaya lingkungan melalui program Adiwiyata Mandiri,” ujar Balthasar.
“Adiwiyata Mandiri diberikan kepada 120 sekolah. Dalam melengkapi pendidikan lingkungan hidup kami tengah mengembangkan Sekolah Perubahan Iklim (School of Climate Change). Dengan sasaran para pengambil keputusan yang diharapkan mampu mengintegrasikan isu lingkungan dan perubahan iklim dalam berbagai keputusan yang dibuat.”
Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para kepala daerah dan masyarakat untuk berkomitmen menjaga lingkungan hidup di wilayah masing-masing untuk kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Presiden Yudhoyono juga meminta kepada para kepala daerah agar menjalin kemitraan dengan LSM Lingkungan.
“Jangan anti LSM lingkungan. Jadikan mereka mitra. Jadikan mereka teman. Dengan demikian Insya Allah makin kedepan makin baik lingkungan kita, tentunya makin baik Negara kita. Contohnya ada Greenpeace, WWF, the Nature Conservation, lalu ada Walhi. Jadikan mereka partner, bukan lawan,” ujarnya.
Dari data Kementrian Negara Lingkungan Hidup, pada 2013, penghargaan Adipura diterima oleh 149 kota/kabupaten dari 374 daerah yang mengikuti. Sejumlah 33 kota/kabupaten menerima Anugerah Adipura untuk pertama kalinya. Jumlah penerima penghargaan pada 2013 meningkat dibandingkan dengan 2012 yang sebanyak 125 kota/kabupaten.
Sementara tujuh kota/kabupaten mendapatkan Anugerah Adipura Kencana karena dinilai melampaui batas pencapaian dari segi pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan tanah, perubahan iklim, sosial, ekonomi serta keanekaragaman hayati.
Tujuh kota/kabupaten tersebut adalah kotamadya Surabaya, kotamadya Tangerang, kotamadya Malang, kotamadya Balikpapan, kabupaten Tulungagung, kotamadya Bontang dan kabupaten Lamongan.
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya di Istana Negara Jakarta Senin (10/6) mengatakan penghargaan Kalpataru merupakan penghargaaan kepada individu, kelompok dan pemerintah daerah yang telah berprestasi di bidang lingkungan hidup.
Penghargaan Kalpataru diberikan untuk beberapa kategori, ujarnya. Kategori perintis lingkungan diberikan kepada lima individu, yaitu Suratimin asal Desa Semoyo, Yogyakarta; Nazirudin dari Nagari Malintang, Sumatera Barat; H Chareudin dari Lebak Bulus, Jakarta; Syahdan asal kampung Sentosa Barat, Sumatera Utara; dan Herman Malolende dari dusun II, desa Walia Ate, Nusa Tenggara Timur.
Untuk Kategori Pengabdi Lingkungan diberikan kepada Darpius Indra asal desa Kenagarian Cerocok Anau Ampang Pulai, Sumatera Barat; Koderi dari desa Kebonsari, Jawa Timur; dan Sofia Seven dari desa Rejosari, Riau.
Untuk kategori Penyelamat Lingkungan, lanjut Balthasar, diberikan kepada Kelompok Penyelamat Penyu 'Mabes Desobis' dari kampung Aisau Papua; Kelompok Tani Usaha Bina Usaha Maju II dari dusun Bendrong, Jawa Timur; PT Krakatau Tirta Industri dari desa Kebonsari, Banten; Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ECOTON dari desa Bambe, Jawa Timur; dan Kelompok Tim Relokasi Kawasan Permukiman Atas Air dari Marga Sari, Kalimantan Timur.
Sementara itu, untuk kategori Pembina Lingkungan, penghargaan diberikan kepada Amran Nur dari kota Sawahlunto, Sumatera Barat; Vincensius Nurak dari desa Kefa Selatan, Nusa Tenggara Timur; dan Efi Saefudin dari desa Menes, Banten.
“Kementrian Negara Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penghargaan kepada sekolah berbudaya lingkungan melalui program Adiwiyata Mandiri,” ujar Balthasar.
“Adiwiyata Mandiri diberikan kepada 120 sekolah. Dalam melengkapi pendidikan lingkungan hidup kami tengah mengembangkan Sekolah Perubahan Iklim (School of Climate Change). Dengan sasaran para pengambil keputusan yang diharapkan mampu mengintegrasikan isu lingkungan dan perubahan iklim dalam berbagai keputusan yang dibuat.”
Dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para kepala daerah dan masyarakat untuk berkomitmen menjaga lingkungan hidup di wilayah masing-masing untuk kelangsungan hidup generasi selanjutnya. Presiden Yudhoyono juga meminta kepada para kepala daerah agar menjalin kemitraan dengan LSM Lingkungan.
“Jangan anti LSM lingkungan. Jadikan mereka mitra. Jadikan mereka teman. Dengan demikian Insya Allah makin kedepan makin baik lingkungan kita, tentunya makin baik Negara kita. Contohnya ada Greenpeace, WWF, the Nature Conservation, lalu ada Walhi. Jadikan mereka partner, bukan lawan,” ujarnya.
Dari data Kementrian Negara Lingkungan Hidup, pada 2013, penghargaan Adipura diterima oleh 149 kota/kabupaten dari 374 daerah yang mengikuti. Sejumlah 33 kota/kabupaten menerima Anugerah Adipura untuk pertama kalinya. Jumlah penerima penghargaan pada 2013 meningkat dibandingkan dengan 2012 yang sebanyak 125 kota/kabupaten.
Sementara tujuh kota/kabupaten mendapatkan Anugerah Adipura Kencana karena dinilai melampaui batas pencapaian dari segi pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan tanah, perubahan iklim, sosial, ekonomi serta keanekaragaman hayati.
Tujuh kota/kabupaten tersebut adalah kotamadya Surabaya, kotamadya Tangerang, kotamadya Malang, kotamadya Balikpapan, kabupaten Tulungagung, kotamadya Bontang dan kabupaten Lamongan.