Presiden sementara Burkina Faso Michel Kafando kembali berkuasa hari Rabu (23/9), sepekan setelah seorang jendral militer dan para pendukungnya menggulingkan Kafando dan pemerintah transisi pimpinannya.
Presiden sementara Michel Kafando dan Perdana Menteri Yacouba Isaac Zida menandai kembalinya mereka dalam sebuah upacara serah terima resmi di ibukota Ouagadougou. Pemimpin kudeta, Jendral Gilbert Diendere tidak menghadiri acara itu.
Kedua pemimpin itu ditangkap oleh anggota pasukan kepresidenan pekan lalu.
Dalam beberapa hari ini, tentara Burkina Faso mengirim pasukan ke ibukota guna menekan pemimpin kudeta Jendral Diendere dan pasukannya untuk menyerahkan kekuasaan. Militer mengancam, jika diperlukan, akan melucuti mereka dengan paksa.
“Dalam upaya ini kami telah sama-sama melawan dan memenangkan perlawanan ini bersama”, ujar Kafando dalam deklarasi kepada rakyatnya. “Kami bangga dengan orang Burkina yang berani, khususnya anak-anak muda”, tambahnya. Dan mengatakan “tujuan utama”nya sekarang adalah melangsungkan pemilu.
Rabu pagi anggota-anggota pasukan kepresidenan yang melancarkan kudeta sepakat untuk kembali ke barak, dalam perjanjian yang diadakan setelah presiden Senegal, Togo, Benin dan Nigeria datang ke Ouagadougou untuk berunding.
Pasukan pemerintah yang telah berdatangan ke ibukota untuk menentang pemimpin kudeta itu, sepakat untuk mundur hingga 50 kilometer di luar kota.
Pemimpin kudeta Jendral Diendere hari Selasa (22/9) minta maaf kepada negara dan bertekad akan menyerahkan kekuasaan ketika diminta oleh pemimpin-pemimpin yang melangsungkan pertemuan di Ouagadougou. Sebelumnya ia mengatakan kepada VOA, ia ingin menghindari pertumpahan darah.
Namun demikian Departemen Luar Negeri Ameriak telah menyarankan seluruh warga Amerika di Burkina Faso untuk meninggalkan negara di Afrika Barat itu, karena situasi keamanan yang tidak menentu. Departemen Luar Negeri Amerika juga menyampaikan peringatan perjalanan ke negara itu.
Ouagadougou tegang sejak tentara memasuki kota itu untuk berunding dengan pemimpin kudeta yang menyerah itu. Warga menyambut kedatangan tentara Selasa pagi sebelum diminta kembali ke rumah masing-masing. Wartawan VOA di Ouagadougou – Emilie Lob – mengatakan jalan-jalan di ibukota lengang ketika beredar kabar tentang kedatangan tentara tersebut. [em/ds]