Pemimpin China Xi Jinping mengutuk apa yang disebutnya unilateralisme, proteksionisme, dan egoisme ekstrem pada sebuah pertemuan di Beijing, Jumat (23/10), untuk memperingati 70 tahun terlibatnya China dalam Perang Korea yang berlangsung dari tahun 1950 hingga 1953.
Pernyataan Xi ini ditujukan ke Amerika Serikat, karena Xi menggambarkan konflik itu sebagai perang untuk melawan agresi AS dan membantu Korea. Sewaktu Perang Korea berlangsung, China mengirim pasukan untuk membantu pasukan Korea Utara melawan pasukan koalisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipimpin oleh AS.
Meski berakhir dengan kebuntuan, Perang Korea menempatkan China sebagai pemain utama di panggung dunia dan peringatan pada Jumat (23/10) sangat sesuai dengan misi Xi untuk mempromosikan patriotisme dan kepemimpinan yang tidak diragukan dari Partai Komunis yang berkuasa di China.
“Di dunia saat ini, unilateralisme, proteksionisme, dan egoisme ekstrem tidak bermanfaat, '' kata Xi kepada hadirin yang terdiri dari para pemimpin pemerintah dan partai, veteran perang dan anggota keluarga Relawan Rakyat China -- istilah yang digunakan untuk menggambarkan pasukan China yang terlibat dalam Perang Korea.
“Arogansi, selalu melakukan apa yang diinginkan, tindakan hegemoni, sombong atau intimidasi tidak akan membawa hasil,” kata Xi, menurut pernyataaan yang dirilis kantor berita resmi pemerintah, Xinhua.
Peringatan Perang Korea itu berlangsung sewaktu hubungan China dan AS berada pada tingkat terendah dalam beberapa dekade terakhir menyusul perselisihan mengenai perdagangan,
HAM, tuduhan mata-mata dan kebijakan China terkait Hong Kong, Taiwan, dan Laut China Selatan.
China merupakan sekutu diplomatik dan mitra dagang terpenting Korea Utara. Negara itu menolak upaya AS untuk memberikan tekanan ekonomi pada Pyongyang untuk mengakhiri program senjata nuklir dan misilnya.
Hubungan AS dan Korea Utara ditampilkan secara singkat dalam debat presiden pada Kamis (22/10) malam. Presiden Donald Trump mengatakan pemerintahan Obama telah meninggalkan kekacauan yang harus ditangani pemerintahannya terkait Korea Utara, dan ia sesumbar telah menangkal terjadinya perang yang dapat mengancam jutaan nyawa.
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mengatakan Trump telah ”melegitimasi'' seorang “preman” dengan bertemu dan menjalin hubungan dengan Kim. Trump membalas bahwa Kim “tidak menyukai Obama'' dan bersikeras menyatakan bahwa menjalin hubungan dengan Korea Utara merupakan hal yang baik. [ab/ka]