Presiden Iran Ebrahim Raisi menuntut mantan Presiden AS Donald Trump untuk “diadili dan dibunuh” atas kematian jenderal tertinggi Iran, Qassem Soleimani. Pada awal tahun 2020, Soleimani tewas terbunuh serangan pesawat tak berawal AS di Irak.
Presiden Iran mengatakan mantan Presiden AS Donald Trump harus dihukum mati atas pembunuhan jenderal tertinggi Iran, Qassem Soleimani. Peringatan kematian Soleimani digelar secara besar-besaran di Teheran pada hari Senin (3/1). Soleimani terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada tahun 2020.
Saat memberi sambutan pada acara peringatan itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menuntut Trump, yang dianggap sebagai “penyerang utama dan pembunuh”, harus “diadili dan dibunuh.”
“Jika mekanisme untuk persidangan yang adil bagi (Donald) Trump, (Mike) Pompeo dan penjahat lainnya disiapkan, dan jika tindak kejahatan mereka ditangani dalam persidangan yang adil, dan jika mereka kemudian dihukum akibat tindak kejahatan mereka yang memalukan, itu bisa kami terima. Jika tidak, saya katakana kepada semua pemimpin Amerika, jangan ragukan datangnya pembalasan dari tangan umat,” tegasnya.
Acara Senin malam itu menyoroti ketegangan di Timur Tengah, yang dipicu oleh keputusan Trump pada tahun 2018 yang secara unilateral menarik Amerika dari kesepakatan untuk membatasi program nuklir Teheran. Seiring berlanjutnya perundingan di Wina untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir tahun 2015 itu, Iran tetap mampu memberikan tekanan dari luar ruang negosiasi, bahkan ketika negara itu tengah dililit berbagai sanksi dan terlibat perang bayangan dengan Israel.
Iran telah meminta PBB untuk mengambil tindakan hukum resmi terhadap AS atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani dua tahun lalu.
Dalam surat kepada Majelis Umum PBB yang diterbitkan pada hari Sabtu (1/1), Iran menyerukan “semua inisiatif hukum dalam kekuasaan Majelis Umum PBB, termasuk mengeluarkan resolusi” untuk mengutuk pemerintah AS dan mencegah tindakan serupa di masa depan.
Surat itu memperingatkan bahwa kekebalan para pelaku di balik pembunuhan pejabat pemerintah dan diplomat merupakan ancaman bagi perdamaian internasional. Surat itu dikirimkan sesaat sebelum peringatan dua tahun kematian Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, dalam serangan udara AS pada 3 Januari 2020.
Jaksa Agung Teheran Ali Qasi Mehr sebelumnya mengatakan bahwa Iran telah mengajukan kasus ke Interpol untuk menangkap sejumlah pejabat politik dan militer AS “yang terlibat dalam pembunuhan Soleimani,” termasuk mantan Presiden AS Donald Trump, Komandan Pusat Komando AS McKenzie Jr., mantan Menteri Luar Negeri AS Pompeo dan mantan Menteri Pertahanan AS Mark Esper.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan pada acara peringatan hari Sabtu bahwa “Trump dan yang lainnya yang seperti dia akan dilupakan dan hilang dalam tong sampah sejarah, tentu saja setelah membayar kejahatan mereka di dunia.”
Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu (2/1) bahwa pembunuhan AS terhadap jenderal tertinggi negara itu dua tahun lalu telah menimbulkan “kebencian” dalam opini global.
Hingga laporan ini disampaikan belum ada tanggapan dari pihak berwenang Amerika. [rd/em]