Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan akan menyumbangkan uang dari Hadiah Nobel Perdamaian yang dimenangkannya kepada korban perang antara pemerintah Kolombia dan pemberontak FARC yang sudah berlangsung selama 50 tahun.
Santos mendapat hadiah senilai lebih dari US$900 ribu itu Jumat lalu (7/10) karena berhasil mencapai perjanjian perdamaian dengan pemberontak awal tahun ini.
Hari Minggu, Santos mengatakan akan menyumbangkan uang tersebut “untuk proyek, yayasan atau program yang mengurus para korban dan upaya rekonsiliasi”. Santos juga berjanji akan mengupayakan perdamaian dengan pemberontak setelah warga Kolombia menyatakan menolak perjanjian itu dalam referendum yang dilangsungkan pekan lalu.
“Kita akan bertahan. Kita akan tetap ulet dan gigih bertahan hingga mewujudkan perjanjian yang sudah kita tandatangani. Jika harus membuat penyesuaian atas apa yang sudah disepakati, kita semua harus melakukan penyesuaian tersebut," tambah Santos.
Santos berbicara dalam sebuah upacara di Bojaya, tempat pemberontak melemparkan sebuah granat ke dalam gereja ketika berusaha menguasai bagian kota itu pada tahun 2002. Lebih dari 100 warga sipil tewas dalam serangan itu. Secara keseluruhan konflik selama 50 tahun itu telah menewaskan lebih dari seperempat juta orang.
Warga Kolombia yang menentang perjanjian perdamaian mengatakan mereka marah karena berdasarkan perjanjian itu para pemberontak FARC bisa terhindar dari hukuman penjara dan hukuman lain yang lebih keras, meskipun telah melakukan pembantaian dan tindakan-tindakan teror lainnya. [em]