Presiden Korea Selatan yang baru terpilih, Moon Jae-in mengatakan hari Rabu (10/5) bahwa dia siap memperbaiki hubungan dengan Korea Utara dan berunding dengan China dan Amerika mengenai pengerahan sistem pertahanan rudal AS yang kontroversial di Korea Selatan.
Moon, didampingi istrinya, Kim Jung-sook, diambil sumpah jabatan pada sebuah upacara di Seoul, satu hari setelah kemenangannya yang besar dalam pemilihan. Moon mengalahkan dua pesaingnya, Hong Joon-pyo yang beraliran konservatif dan Ahn Cheol-soo yang beraliran tengah, dengan perbandingan dua lawan satu baik atas Hong, maupun Ahn.
"Saya akan menyelesaikan masalah krisis keamanan nasional secepat mungkin, saya akan melakukan yang terbaik menuju perdamaian di Semenanjung Korea. Jika diperlukan, saya akan segera terbang ke Amerika, mengunjungi China dan Jepang, dan jika memungkinkan, saya juga akan pergi ke Korea Utara. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk memastikan perdamaian di Semenanjung Korea," janji Moon.
Partai Demokrat Moon menguasai 119 kursi di Majelis Nasional yang beranggotakan 299 orang, sementara dua partai konservatif utama menguasai 126 kursi. Meski tidak memiliki mayoritas mutlak di badan legislatif, dia bisa menerapkan kebijakannya dengan dukungan dari partai-partai lain yang condong liberal.
Untuk pertama kali dalam sejarah, jumlah pemilih mencapai 77 persen, sebuah tingkat penyertaan yang mencapai rekor, menyusul kurun politik yang penuh gejolak di mana pembeberan terhadap keterlibatan mantan Presiden Park Geun-hye dalam skandal penyuapan bernilai jutaan dolar memicu demonstrasi besar selama berminggu-minggu yang menekan Majelis Nasional untuk memakzulkan diri presiden dan menyelenggarakan pemilu yang baru.
Moon menghadapi Park, calon dari partai Konservatif, dalam pemilihan presiden 2012 namun kalah tipis karena Park terlihat lebih kuat dalam bidang keamanan nasional. [ps/jm]