Presiden Nigeria kembali ke Gedung Parlemen setelah cuti sakit yang panjang. Dalam pidatonya hari Senin kepada rakyat untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, Muhammadu Buhari menyampaikan bahwa persatuan nasional menjadi agenda utama.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan kepada parlemen hari Senin bahwa dia sudah mulai kembali menjalankan tugas-tugas kepresidenannya secara resmi. Dalam pidato yang disiarkan langsung lewat TV, presiden mengatakan kelompok-kelompok separatis “sangat keterlaluan.”
“Kesatuan Nigeria tidak dapat ditawar-tawar. Kita tidak akan membiarkan elemen-elemen yang tidak bertanggungjawab untuk memulai masalah,” tegasnya.
Di sebelah timur laut, sebagian anggota kelompok etnik Igbo menuntut pendirian negara bagian Biafra. Di sebelah barat laut, para nasionalis Yoruba mendesak pembentukan negara Oduduwa, dan di kawasan delta yang kaya minyak, para aktivis Ijaw menyerukan pendirian negara bagian Niger Delta yang berdaulat.
Buhari menyerukan dilakukannya dialog. Ini pertama kalinya rakyat Nigeria menyaksikan dan mendengar pidato presiden dalam beberapa bulan. Dia menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya pada bulan Mei dan pergi ke London untuk mendapatkan perawatan karena penyakit yang tak diungkap.
Dia pulang hari Sabtu setelah 105 hari. Ini adalah perjalanan keduanya ke Inggris karena alasan medis tahun ini. Kesehatan presiden sangat dirahasiakan.
Rakyat Nigeria tadinya berharap presiden akan mengungkap status kesehatannya dalam pidato hari Senin, tapi Buhari tidak menyinggung soal topik itu, sehingga memicu spekulasi lebih jauh.
Pengamat dan aktivis media, Mercy Abang, mengatakan dia bangun lebih pagi untuk menyaksikan siaran langsung pidato itu.
“Dia (Buhari) terlihat lelah dan letih. Dia terlihat masih sangat sakit. Kita masih tidak tahu apa yang terjadi. Usia juga merupakan faktor mengapa dia terlihat lemah,” katanya.
Buhari, 74 tahun, berpidato selama sekitar lima menit, dan memusatkan perhatian pada isu keamanan nasional. Buhari mengemban banyak tugas sekembalinya sebagai kepala negara yang paling padat penduduknya di Afrika.
Ekonomi yang bergantung pada minyak itu masih mengalami resesi dan telah mengalami tingkat inflasi yang tinggi.
Para pengkritik mengatakan upaya anti korupsi presiden tersendat-sendat, dan Boko Haram telah bangkit lagi dengan gelombang serangan bunuh diri di ibukota Maiduguri. Kesehatan Buhari akan terus mengundang sorotan besar karena rakyat Nigeria selalu memperhatikan tanda-tanda apakah presiden cukup sehat untuk memimpin. [vm/ii]