Presiden Perancis Emmanuel Macron berangkat ke Afrika dalam usaha untuk menghidupkan kembali pengaruh Perancis dan melangkah ke pasca ketegangan masa penjajajahan, walaupun adanya skeptisisme dan ancaman demonstrasi.
Serikat-serikat buruh di Burkina Faso telah menyerukan protes atas kunjungan Macron, yang mulai Senin malam.
Pemerintah Burkina telah memerintahkan sekolah-sekolah tutup untuk melonggarkan lalu lintas karena pengamanan ketat dibutuhkan bagi kunjungan Macron, walaupun banyak orang memandang penutupan sekolah itu sebagai usaha untuk mengurangi ancaman demonstrasi mahasiswa.
Dalam pidato utamanya yang pertama mengenai kebijakan Afrika, pemimpin berusia 39 tahun itu diperkirakan akan membahas hubungan yang lebih pragmatis, seperti mendukung wirausaha-wirausaha yang baru muncul bukan memberi bantuan.
Macron juga akan mengunjungi Pantai Gading untuk menghadiri pertemuan puncak Eropa-Afrika, dan Ghana.
Kunjungan itu diadakan di tengah-tengah protes di Afrika dan Eropa setelah terungkapnya berita mengenai migran Afrika yang dijual sebagai budak di Libya. [gp