Presiden Yaman dan para pemimpin kelompok oposisi telah bersedia menandatangani kesepakatan yang dapat mengakhiri kerusuhan anti-pemerintah selama berminggu-minggu.
Kantor-kantor berita hari Rabu mengutip seorang pembantu Presiden Ali Abdullah Saleh dan seorang pejabat oposisi yang mengatakan, kedua pihak akan menandatangani sebuah rencana yang ditengahi oleh Dewan Kerjasama Teluk petang ini.
Kelompok enam negara Teluk sebelumnya telah merancang sebuah rencana yang menawarkan Presiden Saleh kekebalan dari penuntutan hukum jika ia menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan. Kesepakatan itu juga menghimbau pembentukan pemerintahan bersatu yang mencakup kelompok oposisi.
Namun kesepakatan tersebut terhenti bulan April ketika Presiden Saleh menolak menandatangani kesepakatan itu, yang sesuai peraturan dalam kapasitasnya sebagai presiden. Ia mengatakan ia hanya akan menandatanganinya sebagai Ketua Partai Kongres Rakyat yang memerintah.
Menurut kantor berita Reuters, seorang pejabat kelompok oposisi Yahya Abu Usbua mengatakan kesepakatan yang akan ditandatangani hari Rabu, isinya sama dengan rancangan asli yang sedikit dimodifikasi dari kesepakatan asli dan merupakan hasil intervensi diplomat-diplomat Amerika dan Eropa.
Pemerintah Yaman telah berupaya membubarkan pengunjukrasa, tetapi ribuan demonstran anti-pemerintah terus turun ke jalan-jalan menuntut mundurnya Presiden Saleh segera.