Presiden Yaman Abd-Rabu Mansur Hadi telah menyepakati sebuah gencatan senjata 72 jam yang bisa diperpanjang, menurut menteri luar negeri negara yang sedang dilanda perang itu, Senin (17/10).
“Presiden setuju dengan sebuah gencatan senjata 72 jam, yang akan diperpanjang jika pihak lainnya mematuhi, dan akan mengaktifkan Komite Penurunan Eskalasi dan Koordinasi (DCC), serta mengakhiri blokade (kota) Taiz,” kata Menlu Abdul Malik al-Mekhlafi.
DCC adalah komisi militer yang didukung PBB dan bertanggung jawab atas pemantauan gencatan senjata di Yaman.
Menteri Informasi Yaman Moammer Al-Iryani menulis di Twitter bahwa Hadi akan bertemu dengan utusan khusus untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed hari Kamis untuk menetapkan tanggal dimulainya gencatan senjata.
Pengumuman ini muncul sehari setelah utusan-utusan Amerika, Inggris, dan PBB untuk Yaman mendesak pihak-pihak yang bertikai dalam perang saudara di sana untuk segera mendeklarasikan sebuah gencatan senjata.
Utusan PBB Ahmed mengatakan dia sudah berhubungan dengan perunding utama untuk pemberontak milisi Houthi yang menguasai ibukota Sana’a, serta pemerintahan Hadi yang beroperasi dari Aden di selatan.
Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Senin bahwa kerajaan itu, yang memimpin koalisi militer untuk mendukung Hadi, juga menyetujui sebuah gencatan senjata jika pihak Houthi setuju. Tetapi dia skeptis dengan upaya perdamaian ini setelah upaya sebelumnya gagal. [jm]