Organisasi-organisasi HAM di Myanmar mengatakan presiden negara itu telah memberi grasi kepada lebih dari sepuluh tahanan politik dan mantan petugas-petugas intelijen militer. Langkah itu merupakan bagian dari janji untuk membebaskan orang-orang yang dipenjarakan karena melakukan kejahatan politik, selambat-lambatnya menjelang akhir tahun ini.
Komisi Resmi Pengawasan Tahanan Politik mengemukakan, hari Selasa, amnesti tersebut adalah bagian dari pembebasan besar-besaran sekitar tiga ribu narapidana, sebagian besar melakukan kejahatan ringan.
Ye Aung, anggota komisi tersebut, mengatakan keyakinannya bahwa sedikitnya 13 tahanan politik telah dibebaskan bersama enam mantan petugas intelijen militer senior, yang ditahan setelah digulingkannya PM Khin Nyunt pada tahun 2004.
Thein Sein, seorang mantan jenderal yang terpilih tahun 2011 setelah lima dasawarsa junta militer, telah berjanji akan membebaskan semua tahanan politik menjelang akhir tahun ini.