Parlemen Myanmar telah mengadakan voting untuk memilih Htin Kyaw sebagai presiden berikutnya negara itu. Pensiunan birokrat dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu memenangkan 360 dari 652 suara dalam sidang gabungan legislatif, yang dikenal sebagai Parlemen Persatuan itu.
Htin Kyaw bukan anggota parlemen, tetapi ia adalah orang kepercayaan pemimpin NLD Aung San Suu Kyi, yang berada di antara yang pertama memilih dalam pemungutan suara bersejarah hari Selasa (15/3).
Aung San Suu Kyi tidak berkomentar kepada wartawan dalam perjalanan menuju dan keluar dari gedung parlemen itu. Pemenang hadiah Nobel itu jelas menjadi favorit sebagian besar warga Myanmar. Tapi dia secara konstitusional dilarang menjadi presiden karena kedua anaknya berkewarganegaraan asing.
Aung San Suu Kyi telah menyatakan akan mempertahankan kekuasaan tertinggi atas presiden yang dipilihnya sendiri, yang telah dikenalnya sejak mereka duduk di sekolah dasar.
Militer akan tetap kuat dalam pemerintahan baru itu karena secara otomatis menguasai seperempat kursi parlemen dan akan mengontrol beberapa kementerian kunci.
Para pejabat berusaha mencegah wartawan mewawancarai atau mengambil gambar video para anggota parlemen dari militer ketika mereka mendaftar untuk sidang bersama di lobi Pyithu Hluttaw, atau majelis rendah.
Calon presiden yang diajukan oleh militer, Jenderal Myint Swe, yang adalah menteri utama daerah Yangon, memperoleh tempat kedua dalam persaingan tiga orang itu dan akan menjadi wakil presiden pertama.
Pensiunan letnan jenderal itu masih berada dalam daftar hitam pemerintah Amerika dan warga Amerika dilarang melakukan bisnis dengannya.
Henry Van Thio dari NLD, seorang Kristen dari negara bagian Chin, menempati urutan ketiga dalam pemungutan suara hari Selasa itu dan akan menjadi wakil presiden kedua.
Myanmar adalah negara berpenduduk lebih dari 55 juta yang didominasi pemeluk agama Buddha yang terus menerus mengalami perang saudara sejak akhir kekuasaan kolonial Inggris pada tahun 1948.
Pemerintahan baru akan dimulai pada tanggal 1 April. [lt]