Myanmar akan dipimpin presiden baru hari Selasa (15/3). Parlemen negara itu akan memilih pemimpin baru dari kelompok tiga kandidat. Pemilihan dilakukan di saat negara yang sebelumnya dipimpin militer itu bertransisi menuju pemerintah sipil pertama dalam puluhan tahun.
Di antara kandidat adalah Htin Kyaw, teman masa kecil dan orang yang sejak lama dipercaya pemenang Nobel Aung San Suu Kyi.
Berdasarkan konstitusi Myanmar yang rumit, presiden dipilih dari tiga kandidat. Dua kandidat diajukan oleh kedua majelis legislatif. Kandidat ketiga diajukan militer, yang akan mengisi seperempat kursi di parlemen.
Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, memenangkan mayoritas besar di kedua majelis parlemen dalam pemilu 8 November. Anggota parlemen diperkirakan akan mengukuhkan calon dari partai itu, Htin Kyaw, sebagai pemimpin baru negara itu.
Konstitusi Myanmar melarang pemimpin oposisi Suu Kyi menjadi presiden karena klausul yang mengecualikan siapa saja yang punya pasangan atau anak berkewarganegaraan asing. Dua putra Suu Kyi adalah warga Inggris, seperti mendiang suaminya. Klausul itu secara luas dianggap sebagai buatan militer untuk melarang Suu Kyi.
Aung San Suu Kyi mengatakan ia akan berada "di atas'' presiden dan memimpin dari balik layar. Artinya, presiden baru secara efektif akan menjadi bonekanya. Presiden akan menjabat mulai 1 April. [ka/al]