Tautan-tautan Akses

Pria AS yang Ancam Pejabat Pemilu di Arizona Dihukum 2,5 Tahun Penjara


Gubernur Arizona yang baru, Katie Hobbs (kanan), diambil sumpahnya saat dilantik di Gedung Capitol di Phoenix, pada 2 Januari 2023. (Foto: AP/Ross D. Franklin)
Gubernur Arizona yang baru, Katie Hobbs (kanan), diambil sumpahnya saat dilantik di Gedung Capitol di Phoenix, pada 2 Januari 2023. (Foto: AP/Ross D. Franklin)

Seorang pria, yang berulangkali mengancam untuk membunuh pejabat pemilu di negara bagian Arizona, telah dijatuhi hukuman penjara selama dua setengah tahun pada Senin (25/3). Pada saat bersamaan, para penyelidik memperingatkan peningkatan aksi permusuhan terhadap para panitia di AS menjelang pemilu berisiko tinggi tahun ini.

Joshua Russell, yang berasal dari Ohio, mengeluarkan begitu banyak caci maki kepada orang yang bertanggung jawab memimpin jalannya pemilu sela 2022 yang damai di Arizona, kata departemen keadilan negara bagian itu.

“Russell telah menelepon sebanyak tiga kali ke kantor dari mantan Sekretaris Negara Bagian, Katie Hobbs dan mengancam untuk membaringkannya di tanah atau di kuburan,” kata kepala departemen itu, Gary Restaino kepada para reporter, pada hari ketika Russell dijatuhi hukuman.

Hobbs, yang kini menjadi gubernur di negara bagian barat daya AS itu, selama bertahun-tahun telah menjadi sasaran fitnah dari orang-orang yang secara keliru percaya bahwa Donald Trump memenangkan pemilu 2020.

Kekalahan tipis Trump di Arizona adalah satu satu sejumlah kekalahan kunci yang membuat Joe Biden melenggang ke Gedung Putih, dengan negara bagian yang sebelumnya dipimpin partai Republik ini menjadi semacam basis bagi para penyangkal hasil pemilu.

Trump, yang sekali lagi telah meraih nominasi Partai Republik, terus menerus meyakini tanpa bukti, bahwa dia telah memenangkan pemungutan suara.

Hukuman terhadap Russell dijatuhkan hanya beberapa pekan setelah seorang pria Massachussets dipenjara selama tiga setengah tahun, karena mengancam untuk membom kantor sekretaris negara bagian Arizona.

Dakwaan federal juga diberikan kepada lima orang lain yang menyampaikan ancaman kepada pejabat-pejabat di negara bagian.

“Ancaman pembunuhan bukanlah sesuatu yang diperdebatkan,” kata John Keller, anggota gugus kerja Departemen Kehakiman yang didedikasikan untuk keamanan petugas pemilu di AS.

“Ancaman pembunuhan tidak menyumbang bagi gudang tempat ide berada. Ancaman pembunuhan tidak termasuk dalam Amandemen Pertama yang melindungi kebebasan berpendapat. Ancaman pembunuhan dan berbagai ancaman kekerasan lain layak dikutuk, tindakan-tindakan kriminal dan semua itu akan dihadapi dengan upaya hukum sepenuhnya oleh Departemen Kehakiman,” tambah dia.

Sebuah survei pada 2022 menunjukkan, intimidasi terhadap panitia pemilu sangat umum terjadi di AS yang terpecah belah, dengan satu dari empat telah melaporkan kepada Yayasan Dana Demokrasi, bahwa mereka telah diancam.

Ketegangan diperkirakan akan tetap tinggi menjelang pertarungan ulang antara Trump dan Biden pada November nanti, dengan sebagian besar pendukung Partai Republik sepenuhnya percaya kepada narasi Trump soal “pemilu yang dicuri.” [ns/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG