Seorang pria Amerika, Senin (10/8), mengaku bersalah dalam persidangan di pengadilan federal karena berupaya menyediakan dukungan materi pada kelompok teror Negara Islam (ISIS) dan mendistribusikan petunjuk pembuatan bom.
Departemen Kehakiman mengatakan Zachary Clark, usia 41 tahun, asal Brooklyn, New York, mengaku bersalah di pengadilan federal Manhattan.
“Dengan menyatakan setia pada ISIS, Clark menyediakan petunjuk khusus tentang bagaimana melancarkan serangan di New York, memerintahkan beberapa orang lainnya untuk melakukan aksi penikaman dan pembuatan bom,” ujar Asisten Jaksa untuk Keamanan Nasional, John C. Demers, dalam pernyataannya.
Menurut gugatan hukum kriminal yang diajukan pada November 2019 di pengadilan federal Manhattan itu, Clark – yang juga dikenal sebagai Umar Kabir, Umar Shishani, dan Abu Talha – menyatakan kesetiaan pada pemimpin ISIS ketika itu, Abu Bakar Al Baghdadi, pada Juli 2019.
Setelah kematian Baghdadi dalam serangan pesawat nirawak Amerika pada Oktober 2019, Clark menyatakan kesetiaan kepada pengganti Baghdadi, Abu Bakar Ibrahim Al Sashemi Al Qurayshi.
Menurut dokumen pengadilan, Clark diketahui telah menyebarluaskan propaganda ISIS kepada anggota, rekan, pendukung dan calon anggota kelompok teror itu. Salah satu caranya adalah dengan meminta pendukung ISIS untuk melakukan serangan tunggal di Kota New York.
Pada 3 Agustus 2019, Clark dilaporkan memasang instruksi atau petunjuk bagaimana melakukan serangan semacam itu dan bagaimana agar tidak menarik perhatian badan-badan penegak hukum. Ia juga memasang buku petunjuk berjudul “Serangan Pisau,” yang berisi pernyataan rasa tidak nyaman pada “pemikiran untuk menghujam benda tajam ke dalam tubuh orang lain tidak pernah menjadi alasan untuk tidak berjihad.”
Menurut petikan aduan tersebut, dalam sebuah ruang obrolan yang terenkripsi, Clark mendesak para peserta ruang obrolan itu untuk menyerang target tertentu, memasang peta dan gambar sistem kereta api bawah tanah di New York, serta mendorong pendukung ISIS untuk menyerang lokasi itu.
Pengaduan ke pengadilan itu juga mengatakan bahwa panduan Clark itu mencakup buku petunjuk berjudul “Membuat Bom di Dapur Ibumu” yang dikeluarkan oleh Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) dan berisi rincian instruksi tentang pembuatan bom dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia.
Daryl Johnson, seorang mantan analis teroris domestik senior di Departemen Keamanan Dalam Negeri, mengatakan afiliasi-afiliasi Al Qaeda di seluruh dunia telah memproduksi bahan-bahan propaganda online, yang secara khusus dirancang untuk menarget Amerika.
“Mereka (afiliasi Al Qaeda.red) berupaya menjangkau warga Amerika dan menanamkan gagasan tentang bagaimana melancarkan serangan tanpa memperoleh materi (khusus),” ujar John pada VOA.
“AQAP menerbitkan Inspire Magazine yang ditulis dan dikemas untuk warga Barat, khususnya Amerika," imbuh John.
“Inspire” adalah sebuah publikasi online berbahasa Inggris yang berupaya menyebarluaskan ideologi ekstremis Al Qaeda. Anwar Al Awlaki, seorang pakar propaganda Al Qaeda kelahiran Amerika yang tewas dalam serangan pesawat nirawak Amerika di Yaman pada 2011, diduga berada di balik majalah ini.
Bulan lalu seorang perempuan Amerika ditangkap di kota Phoenix, di negara bagian Arizona, sebelum terbang untuk bergabung bersama Al Qaeda. Ia dilaporkan telah teradikalisasi lewat materi-materi yang tersedia di internet.
Clark ditangkap di Brooklyn dan didakwa dengan satu pasal berupaya menyediakan materi dukungan atau sumber daya untuk sebuah organisasi yang sudah dinyatakan sebagai organisasi teroris asing, yaitu ISIS. Menurut Departemen Kehakiman Amerika, jika terbukti bersalah ia dapat dijatuhi hukuman penjara 20 tahun.
Pembacaan vonis dijadwalkan pada 9 Februari 2021.
Pejabat-pejabat Amerika mengatakan penangkapan Clark merupakan hasil kerjasama antara Satuan Tugas Bersama Terorisme di Biro Penyelidik Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) dan badan-badan penegak hukum lainnya.
Asisten Direktur FBI William F. Sweeney Jr, dalam pernyataan hari Senin mengatakan “pengakuan bersalah Clark merupakan contoh lain dari tekad satuan tugas FBI di New York dan banyak mitra penegak hukum lain untuk melindungi kota ini dan warga kami dari bahaya serangan tunggal.” [em/ft]