Virus corona yang mematikan terus menyebar ke seluruh dunia, dan membunuh pasien pertamanya di luar China. Laporan berita dari Filipina mengatakan, seorang pria China dari Wuhan di provinsi Hubei tempat virus itu pertama kali muncul, meninggal di rumah sakit Manila beberapa hari setelah tiba di sana.
Banyak negara, termasuk Amerika, menolak masuk semua pengunjung asing yang baru-baru ini berkunjung ke China, sebagai bagian dari upaya global untuk menghentikan penyebaran.
Meninggalnya pasien pertama di luar China, memberi tekanan tambahan pada otorita kesehatan di seluruh dunia untuk meningkatkan tindakan melindungi warganya. Amerika, Australia, dan semakin banyak negara lain mencegah kedatangan orang asing dari China. Perancis telah membangun dua pusat karantina, di mana warganya harus tinggal dua minggu di bawah pengawasan, sebelum mereka diperbolehkan pulang.
Menteri negara Perancis untuk Perlindungan anak, Adrien Taquet mengatakan, "Kami jelas memantau situasi kesehatan masing-masing orang ini dengan sangat cermat, dan semuanya diatur untuk memastikan bahwa tidak ada yang terjangkit."
Lebih dari 300 orang telah meninggal karena wabah virus korona di China, kebanyakan di provinsi Hubei tengah. Lebih dari 14.000 orang telah tertular di 24 negara. Otorita kesehatan percaya, virus itu dapat berkembang-biak dan terdapat di dalam saluran pencernaan, tetapi belum bisa memastikan bagaimana penyebarannya.
Mi Feng dari Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, "Di Wuhan, Shenzhen, dan bahkan dalam kasus virus pertama di Amerika, mereka mendeteksi virus korona baru pada tinja pasien. Gejala ini menunjukkan bahwa virus dapat berkembang-biak dan ada di dalam saluran pencernaan, tetapi apakah virus menyebar melalui penularan dari tinja ke mulut, atau melalui semburan batuk yang mengandung virus dan menyebar, ini memerlukan penelitian epidemiologi (ilmu penyebaran wabah) untuk memastikannya."
Para ilmuwan Italia mengatakan telah berhasil menyusun urutan DNA virus korona baru. Temuan itu dibuat di Institut Nasional Lazzaro Spallanzani untuk Penyakit Menular, yang merawat dua orang pengunjung China yang terjangkit virus.
Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza mengatakan kepada wartawan hari Minggu, temuan itu akan dibagikan kepada masyarakat internasional. Sejauh ini di Italia hanya pasangan dari China itu yang terjangkit virus. Seluruh Eropa telah mengukuhkan lebih dari 20 pasien tertular jenis virus baru ini.[ps/ii]