Hari Kamis (3/3) di Paris yang disebut ‘Format Normandy’ dan terdiri atas para menteri luar negeri Perancis, Jerman, Rusia dan Ukraina mencoba memulihkan proses perdamaian itu ke relnya. Pasal-pasal yang disepakati di Minsk pada bulan Februari 2015 tidak sepenuhnya dilaksanakan sampai pada saat batas waktunya tiba yaitu akhir tahun lalu.
Analis Jeff Rathke pakar senior pada Center for Strategic and International Studies mengatakan baik separatis yang didukung Moskow maupun Kyiv perlu memenuhi bagian-bagian mereka untuk bisa bergerak maju menegakkan gencatan senjata serta reformasi politik guna mendobrak kemacetan.
Rathke mengatakan kepada VOA hari Jumat bahwa tujuan Russia ikut dalam perundingan ialah mencoba mencari jalan keluar agar tidak ditimpa sanksi yang diberlakukan Barat.
Seorang pejabat tinggi Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan kepada VOA, untuk bisa melaksanakan aspek politik, ekonomi dan kemanusiaan serta pemilihan lokal seperti yang termaktub dalam Perjanjian Minsk diperlukan gencatan senjata penuh disertai penarikan semua senjata berat dari wilayah konflik.
Usai perundingan beberapa jam, menteri luar negeri Perancis Jean-Marc Ayrult menetapkan tanggal 30 April sebagai batas waktu melakukan pertukaran tawanan dalam konflik itu sedang pemilihan lokal di wilayah Donbas diadakan akhir bulan Juni. [al]