Aksi unjuk rasa di ibu kota Israel, Tel Aviv, memasuki malam ketiga pada hari Selasa (3/9). Para demonstran berhadapan dengan polisi ketika mereka berkumpul untuk menuntut kesepakatan pengembalian sandera yang ditawan oleh Hamas.
Para demonstran menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas untuk membawa pulang 101 sandera yang tersisa.
Aksi unjuk rasa ini terjadi setelah temuan enam tawanan Hamas meninggal di Gaza pada akhir pekan lalu, yang menurut otoritas dibunuh dalam waktu 48-72 jam sebelum ditemukan. Demonstrasi besar-besaran meletus di Tel Aviv yang berujung pada aksi mogok yang diprakarsai serikat buruh terbesar negara itu pada hari Senin (2/9).
Setidaknya setengah juta orang turun ke jalanan Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Minggu (1/9).
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller pada hari Selasa menyatakan bahwa AS akan terus berkomunikasi dengan para mitra regional dalam beberapa hari mendatang untuk menyelesaikan proposal gencatan senjata di Gaza, berikut pembebasan sandera.
“Kami telah melakukan pembicaraan konstruktif pekan lalu di kawasan untuk mencoba dan mencapai kesepakatan mengenai berbagai kesenjangan yang ada. Saya pikir, seperti yang Anda dengar, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan ketika dia berada di wilayah tersebut beberapa minggu yang lalu, Israel telah menyetujui proposal yang menjembatani. Namun, itu bukanlah akhir dari segalanya,” jelas Miller.
Dia juga menambahkan bahwa sejumlah kemajuan telah dicapai, tetapi untuk mencapai kesepakatan akan membutuhkan fleksibilitas pihak Israel maupun Hamas. [th/jm]
Forum