Organisasi Negara-Negara di Benua Amerika (OAS) mengatakan korban tewas dalam protes anti-pemerintah di Nikaragua selama lebih tiga bulan berjumlah 317. Cabang hak asasi OAS, Kamis (2/8), mengatakan 23 anak dibawah umur dan 21 polisi termasuk yang tewas.
OAS kembali meminta pemerintah Nikaragua agar "memenuhi kewajiban internasionalnya terkait hak asasi" dan "segera dan secara sungguh-sungguh menyelidiki setiap kejahatan ini." OAS menambahkan banyak dari mereka yang ditangkap tidak diberitahu mengenai hak-hak mereka atau diberitahu tentang dakwaan terhadap mereka.
Protes dimulai April lalu ketika Presiden Daniel Ortega mengumumkan perubahan sistem pensiun yang populer di negara itu. Ia kemudian membatalkan rencananya, tetapi protes berlanjut, demikian pula tindakan keras pemerintah, yang menyebut jumlah korban tewas kurang dari 200.
Ortega menolak seruan gereja untuk berunding dengan oposisi dan menolak mengadakan pemilu lebih awal. Ia mengatakan, para demonstran adalah teroris dan menuduh mereka merencanakan kudeta.
Amerika memberlakukan sanksi dan pembatasan visa terhadap pejabat-pejabat Nikaragua yang dikatakan bertanggungjawab atas kekerasan itu dan memperingatkan, kemungkinan akan ada sanksi lagi.[ka]