Tautan-tautan Akses

Protes Otomatisasi Dermaga, 45.000 Pekerja Lanjutkan Pemogokan


Para pekerja pelabuhan menundukkan kepala sambil berdoa saat berlangsungnya aksi mogok di Terminal Kontainer Bayport di Houston, Selasa, 1 Oktober 2024. (Annie Mulligan/AP)
Para pekerja pelabuhan menundukkan kepala sambil berdoa saat berlangsungnya aksi mogok di Terminal Kontainer Bayport di Houston, Selasa, 1 Oktober 2024. (Annie Mulligan/AP)

Pemogokan besar-besaran para pekerja pelabuhan yang telah menutup semua galangan kapal utama di pesisir timur Amerika Serikat dan pantai Teluk menyoroti kekhawtiran banyak pekerja, bahwa pada akhirnya, apa yang mereka lakukan akan digantikan oleh mesin.

Asosiasi Buruh Buruh Pelabuhan Internasional, yang mewakili sekitar 45.000 buruh pelabuhan yang mogok kerja pada hari Selasa (1/10), sedang menguji apakah mereka bisa melawan kebijakan itu. Selain kenaikan gaji, serikat pekerja juga menuntut pelarangan total otomatisasi gerbang, derek, dan truk pengangkut kontainer di pelabuhan. Namun, tidak jelas apakah mereka akan mampu mencegah tren yang telah memasuki hampir semua ruang kerja.

Pertumbuhan otomatisasi dan kemajuan teknologi telah menciptakan ketegangan antara pekerja dan manajemen sejak Revolusi Industri, ketika mesin pertama kali mulai memproduksi barang-barang yang sebelumnya dibuat dengan tangan. Dengan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan, kelompok pekerja yang dianggap terancam semakin meluas.

Direktur MIT Center for Transportation & Logistics, Yossi Sheffi, mengatakan “kita tidak bisa menentang arus teknologi. Kita tidak bisa melarang otomatisasi karena hal ini terjadi di tempat-tempat lain.”

Sejarah Perlawanan terhadap Otomatisasi

Menurut International Longshore & Warehouse Union, ini bukan pertama kalinya para pekerja pelabuhan menolak otomatisasi. Pada tahun 1960, ketika pelabuhan-pelabuhan di Pantai Barat memperkenalkan mesin untuk memindahkan kargo yang dulunya dipindahkan dengan tangan, serikat pekerja yang mewakili para buruh pelabuhan merundingkan perlindungan bagi para pekerja, termasuk jaminan bahwa tenaga kerja yang ada saat ini tidak akan di-PHK.

Prof. Adam Seth Litwin, pakar hubungan industri dan tenaga kerja di Cornell University mengatakan, ketika itu Harry Bridges, yang memimpin serikat pekerja pada saat itu, menegosiasikan kenaikan gaji dan pengaturan keamanan kerja untuk beberapa pekerja. “Ia melihat bahwa hal ini akan berpotensi menjadi masalah yang nyata jika ia tidak berusaha untuk mengatasinya,” kata Litwin. “Pada dasarnya apa yang dia katakan adalah, 'Saya menyadari kenyataan atas apa yang terjadi di sini, dan cara terbaik untuk mewakili anggota saya adalah dengan memastikan bahwa mereka terlindungi.”

Kelemahannya adalah sewaktu mesin pelabuhan menjadi lebih umum digunakan, jumlah anggota serikat pekerja berkurang drastis dalam hitungan tahun.

FILE - Derek kapal ke pantai dan sekelompok pekerja pelabuhan bekerja di kapal kontainer YM Witness di Pelabuhan Savannah milik Otoritas Pelabuhan Georgia, di Savannah, Georgia, 29 September 2021. (Stephen B. Morton/AP)
FILE - Derek kapal ke pantai dan sekelompok pekerja pelabuhan bekerja di kapal kontainer YM Witness di Pelabuhan Savannah milik Otoritas Pelabuhan Georgia, di Savannah, Georgia, 29 September 2021. (Stephen B. Morton/AP)

Industri batu bara juga mengalami hal yang sama ketika ban berjalan dan mesin-mesin lain menggantikan para pekerja. Pemimpin serikat pekerja John Lewis menegosiasikan keamanan kerja dan kenaikan gaji untuk pekerja yang ada, tetapi perambahan mesin menyebabkan lebih sedikit orang yang dipekerjakan, dan seiring waktu tenaga kerja dan jajaran serikat pekerja menyusut.

Litwin mengatakan “di antara para penambang batu bara saat ini, dia bukanlah pahlawan besar, tetapi dia tahu apa yang dia lakukan. Dan saya pikir dia juga menyadari bahwa melawan otomatisasi jarang sekali masuk akal secara ekonomi, terutama jika Anda berbicara tentang pasar yang sangat kompetitif.”

Sejumlah galangan kapal di luar Amerika Serikat jauh lebih otomatis dan efisien, terutama pelabuhan di Dubai, Singapura, dan Rotterdam, kata Sheffi. Meksiko sedang membangun pelabuhan yang sangat otomatis yang dapat bersaing dengan pelabuhan Amerika Serikat. “Mereka akan mulai menjalankan kereta api dari pelabuhan ke jantung Amerika. Dan siapa yang akan kalah?” tanya Sheffi, seraya menambahkan “akan ada lebih sedikit pekerjaan untuk orang-orang ini.” [em/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG