Ribuan polisi Thailand berpatroli di jalan-jalan Bangkok sementara para demonstran bersiap-siap untuk berpawai yang bertujuan menuntut pemerintah militer mengadakan pemilu.
Meskipun terdapat larangan mengadakan perkumpulan politik, para demonstran berkumpul untuk memperingati empat tahun kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan Yingluck Shinawatra pada 22 Mei 2014.
Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha, yang menjabat sebagai panglima militer semasa kudeta, telah mengisyaratkan bahwa pemilu akan diadakan pada Februari, tapi para demonstran menghendaki pemilu diadakan November. Pemerintah telah berulangkali menunda pemilu, yang sebelumnya direncanakan 2015.
Junta, yang disebut sebagai Dewan Nasional bagi Perdamaian dan Ketertiban, menghadapi ketidakpercayaan publik, menurut berbagai jajak pendapat internasional dan domestik yang mengatakan korupsi sangat endemik.
Protes-protes menentang kekuasaan militer telah terjadi sejak awal tahun, sebagian diorganisir oleh mahasiswa, dan lainnya oleh “Kaus Merah,” atau para pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan tahun 2006 dan lari ke luar negeri.
Adiknya, Yingluck, digulingkan lewat kudeta tahun 2014. Dia juga tinggal di pengasingan di luar negeri. [vm/al]