Puluhan ribu orang berpawai hari Sabtu di ibukota Venezuela dan beberapa kota lain di negara itu untuk memprotes pemerintahan sosialis Presiden Nicolas Maduro.
Protes hari Sabtu itu menandai demonstrasi anti-pemerintah selama 50 hari berturut-turut. Sebagian aksi itu diwarnai kekerasan yang telah menelan hampir 50 korban jiwa.
Di Caracas, dimana banyak warga mengalami kelangkaan pangan dan obat-obatan, para peserta aksi mengusung poster-poster yang diantaranya bertuliskan “Stop Kediktatoran” dan “Jutaan Orang Melawan Kediktatoran” – sambil berjalan menuju pusat kota.
Para pengunjuk rasa menyalahkan Maduro dan kebijakan-kebijakan ekonominya atas melonjaknya inflasi dan langkanya barang-barang keperluan sehari-hari mulai dari makanan, obat-obatan sampai tisu toilet. Mereka juga menuntut diadakannya pemilu baru dan dibebaskannya para demonstran yang dipenjara.
Aksi demonstrasi tandingan juga telah meningkat sejak Maduro menyerukan sebuah konstitusi baru bulan ini.
Lebih dari 2,000 orang telah dipenjara sejak awal April ketika protes pecah, beberapa minggu setelah Maduro membubarkan Dewan Nasional dan menghapuskan imunitas para anggota DPR dari penangkapan dan penuntutan kriminal. Para aktivis mengatakan sedikitnya sepertiga dari para tahanan masih dipenjara. [vm]