Presiden Rusia Vladimir Putin akan absen ketika Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin lain dari kelompok negara-negara berkembang BRICS memulai pertemuan puncak selama tiga hari di Afrika Selatan pada Selasa (22/8).
Blok tersebut, yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, mengadakan pertemuan tatap muka pertamanya sejak sebelum pandemi COVID-19. Namun, Putin akan berpartisipasi melalui panggilan video setelah perjalanannya ke Afrika Selatan diperumit oleh surat perintah penangkapan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang dikeluarkan pada Maret lalu terkait kasus penculikan anak-anak dari Ukraina.
Xi, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa akan hadir secara langsung sewaktu blok itu — yang dihuni 40% populasi dunia dan bertanggung jawab atas lebih dari 30% hasil ekonomi global — mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Itu akan menjadi agenda utama pada pertemuan puncak pada Rabu (23/8) di distrik keuangan Sandton, Johannesburg. Lebih dari 20 negara telah mendaftar untuk bergabung dengan blok tersebut, menurut pejabat Afrika Selatan, termasuk Arab Saudi, Iran dan Uni Emirat Arab.
Kelima negara BRICS harus menyetujui kriteria anggota baru sebelum negara mana pun diterima, tetapi BRICS yang lebih besar dipandang sebagai kebijakan yang disukai oleh China dan Rusia karena dapat berfungsi sebagai sebuah koalisi di tengah hubungan mereka yang memburuk dengan Barat.
BRICS dibentuk pada 2009 oleh Brazil, Rusia, India, dan China. Afrika Selatan ditambahkan pada 2010.
Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan Ebrahim Patel secara resmi membuka KTT tersebut, menyambut sekitar 1.200 delegasi dari lima negara BRICS serta dari puluhan negara berkembang lainnya. Lebih dari 40 kepala negara diperkirakan hadir dalam pertemuan tiga hari itu, menurut Ramaphosa.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah menekankan bahwa Putin akan berpartisipasi penuh meski tampil secara virtual dan akan berpidato. Rusia juga akan diwakili langsung oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga diperkirakan hadir.
KTT tersebut akan menggelar serangkaian diskusi tentang berbagai topik, dengan seruan umum untuk lebih banyak kerja sama di berbagai bidang seperti pertanian, pertambangan, energi, pendidikan, perubahan iklim, kebijakan mata uang, dan perdagangan. Seluruh diskusi diwarnai sentimen yang berkembang di negara-negara berkembang bahwa institusi-institusi yang dipimpin Barat seperti PBB, Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF) cenderung kurang memberi perhatian.
Ramaphosa mengadakan pertemuan bilateral dengan Xi pada Selasa (22/8) menjelang KTT BRICS. Pemimpin Afrika Selatan itu mengatakan dia sedang mencari "dukungan China untuk seruan Afrika Selatan dan Afrika untuk reformasi lembaga-lembaga pemerintahan global, terutama Dewan Keamanan PBB."
Afrika dan Amerika Selatan tidak memiliki perwakilan permanen di Dewan Keamanan meskipun menjadi rumah bagi hampir dua miliar orang.
Pejabat BRICS telah menolak karakterisasi bahwa blok tersebut mengambil giliran anti-Barat di bawah pengaruh China dan Rusia, dengan mengatakan bahwa mereka lebih memperhatikan kepentingan negara-negara berkembang.
Namun, sikap BRICS bertentangan dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu Baratnya dalam sejumlah masalah, tidak terkecuali invasi Rusia ke Ukraina.
Uni Eropa meminta Xi, Lula, Modi, dan Ramaphosa untuk menggunakan pertemuan pada minggu ini untuk mengutuk Rusia dan Putin atas perang di Ukraina, tetapi itu tidak mungkin terjadi.
BRICS telah menjadi forum bagi Rusia untuk mengekspresikan retorika anti-Baratnya. Lavrov menggunakan pertemuan menteri luar negeri BRICS pada bulan Juni untuk mencerca Barat atas "hegemoni" dan menggunakan "pemerasan finansial" untuk melayani "kepentingan egoisnya."
Tidak resmi masuk agenda, tetapi kemungkinan besar akan dibahas dalam negosiasi tertutup adalah ketahanan pangan, dengan negara-negara berkembang sangat ingin menggunakan hubungan BRICS dengan Rusia untuk mengupayakan lebih banyak pengiriman biji-bijian dari Rusia dan Ukraina. [ab/uh]
Forum