Tautan-tautan Akses

Putin Ingatkan Konsekuensi Serius Jika Senjata Barat Serang Rusia 


Warga Rusia yang menjalani wajib militer bersiap untuk berangkat menuju garnisun dari pusat perekrutan di Bataysk, Rostov, Rusia, pada 16 Mei 2024. (Foto: Reuters/Sergey Pivovarov)
Warga Rusia yang menjalani wajib militer bersiap untuk berangkat menuju garnisun dari pusat perekrutan di Bataysk, Rostov, Rusia, pada 16 Mei 2024. (Foto: Reuters/Sergey Pivovarov)

Presiden Rusia, Vladimir Putih, mengatakan pada Selasa (28/5) bahwa akan ada “konsekuensi serius” jika negara-negara Barat mengizinkan Ukraina menggunakan senjata mereka, untuk menyerang target-target di Rusia, sebagaimana yang diinginkan oleh Kyiv.

Peringatan itu dikeluarkan setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan bahwa Ukraina seharusnya diperbolehkan untuk “menetralkan” pangkalan militer Rusia, di mana tentara Kremlin menembakkan rudal-rudal ke Ukraina. Ungkapan tersebut juga datang di saat Presiden Volodymyr Zelensky, mendesak dunia agar tidak lelah oleh perang di Ukraina.

Komentar Putin itu muncul setelah sejumlah anggota NATO dan juga kepala aliansi tersebut, Jens Stoltenberg, telah mendesak agar Ukraina diizinkan menggunakan senjata mereka untuk meningkatkan serangan ke wilayah Rusia, setelah perang berjalan selama lebih dari dua tahun.

“Peningkatan yang terus menerus ini bisa mengarah pada konsekuensi yang serius,” kata Putin dalam kunjungannya ke Uzbekistan.

“Di Eropa, khususnya di negara-negara kecil, mereka seharusnya waspada dengan apa yang mereka mainkan,” kata dia sambil menyebut bahwa banyak negara Eropa memiliki “wilayah kecil dan “populasi yang padat”.

“Dan faktor ini, yang harus tetap mereka pikirkan sebelum mereka berbicara tentang menyerang masuk ke dalam wilayah Rusia, ini adalah suatu hal yang serius,” kata dia lagi.

Dia juga menambahkan, bahwa meskipun pasukan Ukraina melakukan serangan-serangan itu, pertanggungjawaban tetap ada pada negara Barat yang memasok senjata bagi Ukraina.

Putin juga mengatakan bahwa ketika dia percaya para instruktur militer Barat sudah berada di Ukraina dan beroperasi dengan menyamar sebagai tentara bayaran, upaya apapun yang dilakukan oleh negara-negara itu untuk mengirim tentara secara resmi akan menjadi “eskalasi” lain dan “langkah maju lain menuju konflik serius di Eropa, menuju sebuah konflik global.”

Komandan tertinggi Ukraina mengumumkan pada Senin (27/5), bahwa pembicaraan tengah berlangsung dengan Prancis terkait pengiriman instruktur militer ke negara itu.

Putin memperingatkan, bahwa “kami akan melakukan apa yang menurut kami perlu lakukan terlepas siapa yang berada di wilayah Ukraina.”

Kepala Hubungan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan setelah mengadakan pertemuan menteri pertahanan Uni Eropa di Brussels, bahwa negara-negara Eropa masih berbeda pendapat terkait pengiriman instruktur militer ke Ukraina.

Negara-negara termasuk Jerman menolak untuk mengambil langkah lebih jauh, karena mereka khawatir berpotensi menyeret mereka lebih dekat ke konflik langsung dengan Rusia yang memiliki senjata nuklir.

Negara-negara Uni Eropa telah melatih 50.000 tentara Ukraina di luar wilayah yang dilanda perang itu, di bawah misi luas blok tersebut yang dimulai pada 2022. [ns/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG