Qatar akan memasok gas alam cair ke Jerman berdasarkan kesepakatan yang berlaku selama 15 tahun yang ditandatangani pada Selasa (29/11).
Para pejabat yang terlibat dalam penandatanganan tidak mengungkapkan nilai dolar untuk kesepakatan itu, yang akan dimulai pada 2026. Berdasarkan perjanjian tersebut, Qatar akan mengirim hingga 2 juta ton gas ke Jerman melalui terminal yang sedang dibangun di Brunsbuettel.
Kesepakatan itu melibatkan Qatar Energy, perusahaan milik negara, dan ConocoPhillips, yang memiliki saham di ladang gas alam lepas pantai Qatar di Teluk Persia di mana Qatar berbagi dengan Iran.
Karena negara-negara Eropa mendukung Ukraina menyusul invasi Rusia pada bulan Februari, Moskow memangkas pasokan gas alam yang digunakan untuk memanaskan rumah, menghasilkan listrik, dan mengoperasikan industri. Langkah Moskow ini telah menciptakan krisis energi di Eropa yang memicu inflasi dan meningkatkan tekanan pada perusahaan-perusahaan karena harga yang melonjak.
Jerman, yang mendapat lebih dari setengah suplai gasnya dari Rusia sebelum perang, belum menerima gas apa pun dari Rusia sejak akhir Agustus.
Negara ini sedang membangun lima terminal gas alam cair sebagai bagian penting dari rencananya untuk menggantikan pasokan Rusia, dan terminal pertama diharapkan segera beroperasi. Sebagian besar pasokan gas Jerman saat ini berasal dari atau melalui Norwegia, Belanda, dan Belgia.
Upaya Jerman untuk mencegah krisis energi jangka pendek juga mencakup pengaktifan kembali sementara pembangkit listrik tenaga minyak dan batu bara tua serta memperpanjang umur tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir negara itu, yang seharusnya dinonaktifkan pada akhir tahun ini.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, yang juga bertanggung jawab atas masalah energi, mengunjungi Qatar pada bulan Maret -- sekitar sebulan setelah Rusia menginvasi Ukraina -- sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendiversifikasi pasokan gas. Kanselir Olaf Scholz kemudian juga berkunjung ke sana pada bulan September. [ab/uh]
Forum