Rincian rencana cadangan jika tidak ada perjanjian apapun yang dicapai ketika Inggris keluar dari Uni Eropa, atau dikenal sebagai “Operasi Palu Kuning” atau “Yellow Hammer Operation” mulai diketahui publik. Hal ini muncul menjelang pemungutan suara di parlemen pekan ini, yang dapat membuat Inggris menangguhkan rencana keluar dari Uni Eropa selama sembilan bulan atau lebih.
“Operasi Palu Kuning” telah memicu kemarahan para pendukung kuat keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau dikenal sebagai “Brexiters” yang mengatakan operasi ini merupakan langkah berlebihan dan membocorkan apa yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah hanya akan menakut-nakuti anggota parlemen yang menentang kesepakatan yang disebut sebagai “Brexit Withdrawal Agreement,” yang telah ditolak majelis rendah awal Januari lalu.
Mendekati tenggat keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret mendatang, pemerintah dan dunia usaha bersiap-siap menghadapi kemungkinan kekacauan yang ditimbulkan akibat tidak adanya perjanjian yang dicapai ketika Inggris keluar dari Uni Eropa nanti. Sebagian khawatir hal ini akan mengganggu rantai pasokan, jaringan energi dan layanan lintas perbatasan yang mendasar, dari sektor perbankan hingga perjalanan.
Downing Street mengakui bahwa tidak adanya perjanjian yang dicapai akan menimbulkan gangguan, “tetapi sebagai pemerintah yang bertanggungjawab, kami akan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meminimalkan gangguan itu dan memastikan kesiapan pemerintah.”
Sebagian PNS membandingkan potensi gangguan itu dengan dampak perang. Beberapa pejabat pertahanan mengatakan kepada Sky News Sunday bahwa tentara kini sedang menimbun makanan, bahan bakar, suku cadang dan amunisi. “Pasukan hanya dapat beroperasi jika mereka cukup sandang pangan. Jika ada rantai pasokan yang terputus, mereka akan menemui kesulitan,” ujar seorang pejabat.
Awal bulan ini hampir 100 truk ikut serta dalam latihan untuk menguji kesiapan rencana Inggris menghadapi keterlambatan bea cukai dan masalah keamanan jika tidak ada kesepakatan yang tercapai sebelum Brexit. Pelabuhan Dover biasanya dilalui oleh sekitar 10.000 truk setiap hari, membawa pasokan vital dari benua itu dan mengirim ekspor Inggris ke Uni Eropa dan sekitarnya. Yang menjadi kekhawatiran sekarang ini adalah lalu lintas yang tidak terkendali di sebagian besar Inggris bagian tenggara.
Para pendukung garis keras Brexit, seperti mantan menteri luar negeri Boris Johnson, menepis kekhawatiran itu sebagai histeria.
DPR akan melangsungkan pemungutan suara pada hari Selasa (29/1) tentang apakah Inggris seharusnya menunda keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret jika perjanjian – yang mengatur ketentuan ketika keluar dari Uni Eropa dan didukung anggota parlemen itu – ternyata tidak dapat dicapai dengan Brussels. [em]