Ratusan demonstran di seluruh Haiti hari Senin (30/9) berdemonstrasi menanggapi seruan kelompok-kelompok oposisi dan militan anti-korupsi untuk turun ke jalan dan membangun penghalang jalan guna memaksa mundurnya Presiden Jovenel Moise.
Di Port-au-Prince, polisi melepaskan tembakan ke arah para demonstran yang berupaya membakar sebuah pos polisi di pemukiman Carrefour Aeroport, melukai seorang wartawan radio. Para demonstran juga membakar sebuah mobil polisi.
Di bagian selatan kota Les Cayes, demonstran membakar pos polisi yang terletak di bagian selatan kota itu. Kantor perusahaan listrik setempat EDH dijarah.
Di Fort Liberte, ratusan orang turun ke jalan lebih awal. Ketika mereka berpawai melalui kota itu, sebagian mengenakan kostum dan membawa peti mati terbungkus kain putih yang dihiasi salib hitam dan kata-kata ‘’Selamat Tinggal Jovonel’’ di sisi-sisinya.
Kelompok Tet Ansanm Pou Rebati Ayiti – atau ‘’Persatuan Untuk Membangun Kembali Haiti’’ – yang mencakup berbagai kelompok oposisi, hari Minggu lalu (29/9) menyerukan demonstrasi tersebut.
Jovenel Moise tidak pernah terlihat atau terdengar sejak ia menyampaikan pidato nasional 25 September lalu, di mana ia berusaha menenangkan Haiti dan menawarkan perdamaian dengan kelompok oposisi.
Demonstrasi terbaru ini berawal dari keputusan Moise lebih dari satu tahun lalu untuk menghentikan subsidi bahan bakar, langkah yang diambil sesuai permintaan Dana Moneter Internasional IMF. Setelah meletus demonstrasi dan aksi kekerasan, Moise berupaya mencabut keputusan itu, tetapi frustrasi telah memuncak karena ketidakmampuannya memulihkan perekonomian dan memberantas korupsi. (em/ii)