Analis keamanan mengatakan mereka melacak meningkatnya kaitan antara ISIS dan kelompok-kelompok militan regional.
Peneliti mengatakan, mereka tidak mau membesar-besarkan ancaman yang ditimbulkan kaitan tersebut, namun ada alasan untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Pemerintah-pemerintah di Asia Tenggara khawatir para pejuang yang pulang ke asal mereka dan ini sudah beberapa tahun. Tingkat kekhawatiran itu mungkin bertambah sekalipun saat ini tidak ada bukti terjadi kepulangan besar-besaran pejuang itu dari Timur Tengah’ kata Sydney Jones, Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict di Jakarta.
Penyerang yang diilhami ISIS sudah mencoba melancarkan beberapa serangan di Asia Tenggara dalam beberapa tahun belakangan, namun lebih kecil dibanding dengan jumlah serangan yang mereka lancarkan di Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa dan Amerika Serikat.
Jumlah simpatisan ISIS yang pergi ke Iraq dan Suriah dari Asia Tenggara relatif kecil. Analis menaksir ada 800 pejuang dari Indonesia dan Malaysia, kasarnya 100 dari Australia serta beberapa pendukung dari Singapura dan Filipina yang pergi berjuang ke Timur Tengah. [ps/al]