Korea Utara akan kembali menghadirkan pertunjukan seni paling ikonik dengan menampilkan puluhan ribu orang dalam peringatan hari jadi negara itu yang ke-70 pada akhir pekan ini.
Persiapan pertunjukkan “Glorious Country” nanti dikabarkan telah memakan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Ini merupakan perwujudan cita-cita sosialis – slogan yang dipasang di hampir seluruh sudut Korea Utara – dengan berbagai poster dan papan reklame di atas gedung-gedung tinggi, yang bertuliskan “kesatuan yang tunggal.”
Pyongyang melihat pertunjukan yang terakhir kali dipentaskan pada tahun 2013 lalu ini sebagai salah satu bentuk propaganda yang paling efektif, menyorot agenda sosial dan politik, yang akan disiarkan secara langsung melalui jaringan televisinya berulang kali selama berbulan-bulan ke depan.
Untuk memastikan pertunjukkan ini disaksikan di seluruh dunia, Korea Utara telah mengundang sejumlah besar kontingen media asing untuk meliput pertunjukkan ini dan acara-cara lain terakit perayaan 70 tahun Korea Utara pada hari Minggu (9/9) ini, termasuk parade militer besar-besaran.
Perayaan itu juga menjadi ujian bagi sumber pemasukan Korea Utara dari sektor pariwisata. Wisatawan dari Amerika memang masih dilarang bepergian ke Korea Utara pasca kematian mahasiswa Otto Warmbier, yang dihukum karena mencuri poster di sebuah hotel di Pyongyang dan meninggal dunia tidak lama setelah dibebaskan Juni lalu.
Namun, penjualan tiket perjalanan bagi wisatawan dari China dan Eropa dilaporkan melesat, meskipun harga yang dikenakan cukup tinggi, yaitu mulai dari 115 dolar hingga 925 dolar untuk satu tiket VIP. [em]