Enam puluh empat persen penduduk Pakistan berusia di bawah 30 tahun. Meskipun peluang untuk berperan serta dalam olahraga pada umumnya terbatas bagi populasi ini, peluang untuk ikut dalam olahraga hampir tidak mungkin bagi anak perempuan di negara itu.
Sidra Dar bertemu dengan dua bersaudara perempuan Pakistan di Karachi. Mereka berusaha mengubah hal itu.
Sonia Nazar ul Islam mengatakan, ia ingin menjadi pesenam sejak melihat anak laki-laki berlatih di lingkungannya di Karachi, Pakistan. Sonia mengatakan, ia biasa mengintip ke dalam sekolah dan melihat anak laki-laki melompat. Ia ingin melakukan hal yang sama, maka ia datang ke sini.
Sonia dan saudara perempuannya Anwara adalah siswa kelas sembilan yang tinggal di Koloni Machhar, daerah miskin di Karachi yang sebagian besar penduduknya etnis Bengali. Lazim terlihat di sana, anak-anak bekerja sebagai pekerja anak. Namun keduanya mendapat kesempatan untuk mengikuti senam, berkat orang tua mereka yang menolak seruan untuk mempekerjakan gadis-gadis tersebut.
Sonia mengatakan, paman dan bibi dari pihak ibu dan pihak ayah mengatakan kepada orang tuanya, 'Bawa putrimu keluar dari senam dan suruh dia bekerja.' Ibunya menjawab, 'Tidak perlu, saya tidak akan menyuruh putri saya bekerja, saya akan mendidik mereka dan membuat mereka berlatih senam.'
Anwara mengatakan, setelah mendengar kecaman orang, terkadang ayah dan ibu mereka menyuruh mereka berhenti bersenam.
Ketika mereka melihat kami bersenam, mereka iri. Kalau mereka melihat kami sukses, mereka akan mengerti.'
Tempat gadis-gadis ini berlatih disebut “khel,” yang dalam bahasa Urdu berarti “olahraga.” Ini adalah proyek Organisasi Kesejahteraan Imkaan, yang memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berolahraga.
Pendirinya, Tahera Hasan mengatakan, mencari guru senam merupakan sebuah tantangan. [ps/lt]
Forum