Tautan-tautan Akses

Rencana China untuk Tingkatkan 'Maskulinitas' dengan Olahraga Picu Perdebatan


Seorang anak laki-laki berlatih sebagai asisten pelatihnya selama pelajaran senam di Shanghai Yangpu Youth Amateur Athletic School di Shanghai, Cina, 4 Mei 2016. (Foto: Reuters/Aly Song)
Seorang anak laki-laki berlatih sebagai asisten pelatihnya selama pelajaran senam di Shanghai Yangpu Youth Amateur Athletic School di Shanghai, Cina, 4 Mei 2016. (Foto: Reuters/Aly Song)

Rencana China untuk meningkatkan kegiatan olahraga bagi anak laki-laki untuk membuat mereka lebih maskulin menimbulkan perdebatan.

Kementerian Pendidikan China mengatakan mereka bertujuan meningkatkan jumlah guru pendidikan jasmani dan mengubah kelas olahraga untuk meningkatkan "kejantanan" siswa.

Rencana tersebut sebagai tanggapan atas proposal yang diajukan pada Mei lalu oleh seorang anggota Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, sebuah badan penasehat pemerintah.

Menurut kementerian China, badan tersebut mengusulkan adanya bantuan bagi anak laki-laki yang menjadi terlalu halus, pemalu, dan feminin akibat dididik oleh sebagian besar guru perempuan.

“Sulit membayangkan anak laki-laki feminin seperti itu dapat mempertahankan negara mereka ketika invasi dari luar membayangi,” kata salah satu pengguna media sosial Weibo.

Murid belajar Changchun Street Primary School di Wuhan. (Foto. Dok.)
Murid belajar Changchun Street Primary School di Wuhan. (Foto. Dok.)

Seperti kebanyakan negara Asia, sebagaimana dilaporkan Reuters, Kamis (4/1), China memiliki bias tradisional terhadap anak laki-laki. Kebijakan satu anak selama beberapa dekade telah menyebabkan adanya kecenderungan orang tua memanjakan anak laki-laki mereka.

Beberapa orang tua yang kaya, khawatir anak laki-laki mereka terlalu rapuh, mengirim mereka ke kamp pelatihan pribadi yang berjanji untuk mengubah mereka menjadi pria "sejati" melalui latihan gaya tentara.

Sarjana feminis Li Jun mengatakan rencana kementerian mencerminkan sikap tradisional pada jenis kelamin.

"Proposal tersebut telah mewakili beberapa stereotip di China tentang maskulinitas pria, yang bertentangan dengan kesetaraan dan keragaman gender, karena dianggap sebagai banci sebagai hal yang negatif dan berbahaya sementara maskulinitas berguna bagi bangsa China," kata Li kepada Reuters.

Yang Li, 25, seorang manajer pemasaran yang berbasis di Beijing, mengatakan rencana itu dapat menyebabkan lebih banyak perundungan. Ia mengatakan pernah dimarahi oleh seorang guru pria karena berjalan di halaman sekolahnya seperti model di atas catwalk.

Media pemerintah mencoba menenangkan perdebatan. Laporan minggu ini mengatakan temperamen dan karakteristik tertentu tidak boleh dikaitkan dengan kedua jenis kelamin.

Kantor berita Xinhua mengutip para ahli menuliskan membangun "maskulinitas" seharusnya tidak tentang menekankan perbedaan gender, tetapi tentang mengembangkan fisik yang sehat dan kekuatan batin. [na/ah]

XS
SM
MD
LG