Lee Kuan Yew "hidup dan bernapaskan Singapura sepanjang hidupnya," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidato pemakaman ayahnya Minggu. Dalam penghormatan yang mengharukan di National University of Singapore itu, Perdana Menteri Lee mengatakan, "Cahaya yang menuntun kita selama ini telah padam. Kita telah kehilangan bapak pendiri kita."
Pemakaman dihadiri para pejabat dari seluruh dunia, termasuk mantan Presiden AS Bill Clinton, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye dan Perdana Menteri Australia Tony Abbott serta Presiden Joko Widodo. Peti jenazah Lee yang diselimuti bendera diletakkan di atas panggung di Pusat Kebudayaan Universitas, setelah dibawa dari gedung parlemen di bawah hujan deras, melalui jalan-jalan yang dipenuhi oleh puluhan ribu pelayat.
Ribuan pelayat memadati jalur sepanjang 15 kilometer di tengah hujan di Singapura hari Minggu untuk memberi penghormatan kepada mendiang pendiri Singapura, Lee Kuan Yew.
Peti jenazah tertutup kaca diangkut di atas sebuah kendaraan militer dari gedung parlemen ke National University of Singapore, di mana upacara pemakaman kenegaraan diselenggarakan siang hari pukul 2 waktu setempat.
Mantan perdana menteri, yang memimpin negara pulau ini tahun 1959 hingga 1990, meninggal dunia hari Senin dalam usia 91 tahun.
Lee Kuan Yew menjadi perdana menteri pertama Singapura ketika Singapura sepenuhnya memperoleh pemerintahan sendiri dari penjajahan Inggris. Lee Kuan Yew tetap menjadi kekuatan pendorong negara ini meskipun ia pensiun tiga dekade lalu.
Ia dipuji karena meletakkan landasan bagi pertumbuhan besar dan lonjakan kemakmuran Singapura, tetapi dikecam banyak orang yang keberatan dengan gaya kepemimpinannya yang otoriter.
