Ribuan orang pada hari Minggu (13/10) menggelar aksi protes di Madrid untuk menuntut harga rumah yang lebih terjangkau, di tengah meningkatnya kemarahan warga Spanyol yang merasa bahwa mereka tidak bisa mendapatkan harga rumah yang layak di pasaran.
Mengusung slogan “Perumahan Adalah Hak, Bukan Bisnis”, para warga berdemonstrasi di ibukota Spanyol itu untuk menuntut diturunkannya harga sewa rumah dan kondisi kehidupan yang lebih baik.
Sebanyak 12.000 orang turun ke jalan, menurut keterangan pemerintah Spanyol.
“Rakyat Spanyol tidak bisa tinggal di kota mereka sendiri. Mereka mengusir kami dari perkotaan. Pemerintah harus mengontrol harga, meregulasi perumahan,” kata seorang perawat, Blanca Prieto, 33 tahun.
Pada bulan Juli, pemerintah Spanyol memberlakukan tindakan tegas bagi penyedia jasa rental rumah untuk liburan jangka pendek dan musiman. Pemerintah Spanyol juga berencana untuk menyelidiki daftar di platform-platform seperti Airbnb dan Booking.com untuk memverifikasi apakah pars penyedia rental memiliki izin.
Spanyol tengah berjuang untuk menyeimbangkan antara upaya mempromosikan pariwisata, yang merupakan penggerak utama ekonominya, dan mengatasi kekhawatiran warganya akan harga sewa yang tidak terjangkau akibat gentrifikasi dan para pemilik properti yang beralih ke bisnis rental untuk turis karena dinilai lebih menguntungkan.
Dalam sebuah demonstrasi terpisah di Barcelona pada hari Minggu untuk menentang lomba kapal layar Piala Amerika, para pengunjuk rasa menyalahkan acara olahraga internasional tersebut karena menaikkan harga sewa dan mendatangkan lebih banyak turis ke kota yang sudah penuh sesak itu.
Penduduk Kepulauan Canary dan Malaga juga telah menggelar aksi protes tahun ini untuk menentang kenaikan harga sewa tempat wisata. Para pekerja musiman di bidang perhotelan kesulitan untuk mendapatkan akomodasi di daerah-daerah wisata tersebut, dan banyak yang terpaksa tidur di karavan atau bahkan di mobil mereka. [br/jm]
Forum